Cerita Rakyat Jawa Timur, Joko Sambang Pendekar Gunung Gangsir (Bagian-1)

20230513 210149 e1683986771506
Lukisaan Joko Sambang dalam suatu pertarungan (Ilustrasi)

Dari sinilah Sutinah mengerti dan menyadari betul, bahwa terjadinya penangkapan oleh Belanda terhadap suaminya, akibat ulah dan akal licik Lurah Abilowo.

“Jadi gak bisa nikah dengan orang cantik, gak bisa kaya, kalau tidak menjual bangsanya dulu,” tukas Sutinah dengan nada tinggi penuh amarah.

Bacaan Lainnya

“Daripada menjadi isterimu, lebih baik saya pilih mati,” ucap Sutinah, yang membuat marah Lurah Abilowo dan hendak mengayunkan pedang yang digenggamnya ke Sutinah, namun dicegah oleh Carik Bargowo dengan cara tangan Lurah Abilowo dipegangnya.

Sutinah sendiri karena merasa dalam ancaman, berusaha tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ia memilih untuk segera keluar dan lari dari rumahnya.

Setelah berhasil keluar dari rumahnya, Sutinah lari menuju ke rumah kediaman pamannya di Lereng Gunung Penanggungan.

Setibanya di rumah pamannya yang bernama Martoyo, Sutinah langsung menceritakan panjang lebar tentang peristiwa yang baru saja dialami.

Mendengar cerita tentang kelakuan Lurah Abilowo terhadap keponakannya, Martoyo dibuat kaget, bahkan juga sempat heran.

Karena saat bercerita tentang kekurangajaran Lurah Abilowo, di tangan Sutinah ada sebilah pusaka yang digenggamnya.

Melihat hal itu, Martoyo langsung bertanya kepada Sutinah. “Pusaka yang kamu bawa itu punya siapa?,” tanya Martoyo kepada Sutinah.

“Begini, sebelum suamiku (Lurah Bintoro) dibawa Belanda, keris ini diberikan ke saya, dan disuruh serahkan ke cucumu, Joko Sambang,”ungkap Sutinah kepada Martoyo.(*)

Bersambung ke Cerita Rakyat Jawa Timur, Joko Sambang Pendekar Gunung Gangsir (Bagian 2)

Pos terkait