Undang-undang ini juga memuat berbagai persoalan, mulai dari kontrak bisnis dan harga yang pantas untuk barang-barang, sampai hukum keluarga, pidana dan perdata.
Beberapa ketentuan yang terdapat di dalam Kode Hammurabi, seperti perdagangan (harga, tarif dan tata niaga), ganti rugi, kerusakan dan hutang (hukum perdata), penyerangan dan pencurian (hukum pidana), perkawinan dan perceraian (hubungan keluarga), perbudakan.
Setiap kejahatan yang tertulis di prasasti Code of Hammurabi diikuti pula dengan hukuman yang akan dijatuhkan kepada pelakunya.
Tidak ada satu orang pun di Babilonia yang bisa mengklaim mereka tidak mengetahui hukum, karena prasasti dibuat tinggi, lebih dari tujuh kaki dan didirikan di tempat umum, sehingga mudah terlihat.
Kode Hammurabi adalah salah satu tulisan panjang tertua di dunia yang menampilkan kode hukum dari zaman Babilonia kuno, Mesopotamia.
Hukum Hammurabi dianggap sebagai cikal bakal dari sistem hukum yang dipelajari, disalin, dan digunakan sebagai model penalaran hukum, setidaknya 1500 tahun setelahnya.
Hukum yang dikeluarkan Raja Hammurabi, ini juga dianggap sebagai bentuk awal dari pemerintahan konstitusional dan upaya untuk menghadirkan bukti dalam kasus yang dihadapi seseorang (praduga tidak bersalah/presumption of innocence).
Meski kode hukum yang ditulis Hammurabi, bukanlah yang pertama dalam sejarah, namun dianggap yang paling terkenal dari zaman kuno sebelum kode yang ditetapkan dalam Alkitab.
Peraturan perundang-undangan yang dipahat pada batu hitam ribuan tahun silam itu, setidaknya telah membawa prinsip dan gagasan yang hingga saat ini masih diterapkan.