Di bawah panji kerajaan yang bernama Wilwatikta = Wilwa artinya Buah Maja dan Tikta yang artinya Pahit (Majapahit), Nusantara dapat dipersatukan.
Majapahit adalah kebanggaan dan lambang keperkasaan Nusantara, karena dianggap cikal bakal dari terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Penyatuan wilayah di Nusantara yang di kemudian hari menjadi NKRI, bermula dari tekad seorang prajurit Majapahit.
Prajurit itu adalah Gajah Mada. Ia seorang bekel (kepala pasukan Bhayangkara) yang karena jasanya diangkat menjadi patih di Kahuripan, selanjutnya menjadi patih di Daha.
Suatu ketika, orang nomor dua di Majapahit, pada masa pemerintahan Tribuwana Tunggadewi, menemui Gajah Mada dan menceritakan perihal keinginannya untuk mundur dari jabatannya sebagai Patih Amangkubumi.
Sebelum menemui Gajah Mada, Arya Tadah sebenarnya sudah mengajukan pengunduran diri, tapi Tribuwana Tunggadewi tidak merestuinya.
Sebab itu ia kemudian mendekati Gajah Mada dan meminta agar bersedia menggantikan dirinya, yang merasa sudah sepuh dan sering sakit-sakitan.
Mendengar permintaan Arya Tadah yang seperti itu, Gajah Mada tidak serta merta mengiyakan.