Sejak 2003, Kris of Knaud tersimpan di Tropenmuseum, Royal Tropical Institute, Amsterdam, Belanda.
Keris dari Paku Alam V tersebut bisa sampai ke negeri Belanda setelah Charles Knaud meninggal.
Selama masa pendudukan Jepang, keris tersebut oleh keluarganya dikubur di kebun milik keluarga Knaud. Setelan terjadi Revolusi Nasional Indonesia yang menyebabkan warga keturunan Belanda harus meninggalkan Indonesia dan pulang ke negerinya, Kris of Knaud yang dikubur di kebun digali lagi, lalu dibawa dan disimpan di brankas keluarga Knaud.
Saat ini keris yang diberi nama Kris of Knaud, itu tersimpan di Tropenmuseum, Royal Tropical Institute, Amsterdam, Belanda.
Menurut David van Duuren, Kurator Royal Tropical Institute, Tropenmuseum bisa memamerkan keris tersebut setelah keturunan Knaud bernama Kurht Knaud, bersedia meminjamkan keris langka yang dimiliki keluarganya.
Sementara ditilik dari angka tahun yang tertera pada bagian bilahnya, Kris of Knaud berasal dari abad 14 (tahun Jawa 1264 (1342 Masehi).
Era ini masa pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi. Penguasa ketiga Kerajaan Majapahit ini memerintah dari tahun 1328–1351 Masehi.
Begitu bernilainya benda bersejarah itu, sampai N.J. Krom, Kepala Dinas Arkeologi di Hindia Belanda tahun 1920, menyediakan tempat khusus untuk keris tersebut di ruang Hindoe-Javaansche Kunst.
NJ Krom juga membenarkan, bahwa artefak ini bukan hanya sangat istimewa yang dibuat di Jawa Timur pada awal abad 14.
Tapi juga mengingat sejarah dan gayanya, yang dikaitkan dengan situs Candi Panataran dari zaman Majapahit yang mulai dibangun sekitar tahun 1200 Masehi dan selesai serta digunakan hingga 1415 Masehi.(*).