Pertama, pusaka yang di kalangan masyarakat Jawa umumnya berupa Keris, dianggap sebagai alat kebesaran bagi keraton.
Keris atau pusaka merupakan lambang kebesaran dan kedaulatan kerajaan, selain juga sebagai alat legitimasi bagi seorang raja.
Keris juga kerap digunakan sebagai asesoris atau sebagai penghias dan pelengkap pakaian. Di kalangan masyarakat Jawa, biasanya Keris diselipkan di punggung.
Keris juga digunakan sebagai pelengkap upacara adat atau ritual tradisi tertentu. Misalnya, upacara pernikahan di Jawa.
Sebagai sebuah pusaka, keris (utamanya yang barang peninggalan) dipercaya memiliki kekuatan magis, bertuah dan keramat.
Mengenai kekuatan magis yang ada di dalam keris atau pusaka, dari cerita lisan yang hidup di masyarakat, keris yang dimiliki atau disandang para tokoh jaman dahulu, dipercaya memiliki kesaktian.
Demikian pula dengan keris atau pusaka yang dimiliki istana atau kraton. Misalnya, pusaka yang disimpan di istana Kerajaan Majapahit.
Seperti dikisahkan, suatu malam ketika di atas istana Majapahit terlihat ada pancaran sinar berwarna merah, masyarakat ketika itu langsung menduga, itu berasal dari gedung penyimpanan pusaka Majapahit.
Setelah dilihat, ternyata sinar merah yang menyembul di atas istana itu, berasal dari gedung penyimpanan pusaka Majapahit itu.