Dari atap gedung pusaka itu memancar sinar kemerahan yang berasal dari Keris Kyai Condong Campur. Keris pusaka andalan ini keluar dari penyimpanannya di gedung pusaka Majapahit.
Saat keluar dari tempat penyimpannya, pusaka itu memancarkan sinar berwarna merah dengan aura negatif yang berbahaya bagi siapa saja yang melihatnya.
Keris pusaka yang dibuat oleh seratus orang empu, itu menggunakan bahan campuran yang diperoleh dari berbagai tempat.
Konon, keris pusaka yang dikenal sangat ampuh, itu memiliki karakter jahat. Keluarnya keris itu dari tempat penyimpanannya, memberikan pertanda, di negeri itu akan terjadi kekacauan.
Negeri itu akan menghadapi kekacauan sebagai akibat dari aura negatif yang disebarkan oleh keris pusaka tersebut.
Munculnya pertanda buruk yang akan menimpa negeri Majapahit, ini memaksa Kesultanan Demak yang baru berdiri, untuk melakukan pencegahan.
Maka dilesatkannya pusaka Sabuk Inten untuk menandingi keganasan Pusaka Condong Campur. Namun sayang, karena kemampuan magisnya berada di bawah Condong Campur, pusaka Sabuk Inten kalah.
Dalam keadaan yang masih mencekam akibat ancaman yang ditebar Condong Campur, kekuatan gaib pusaka lain milik Demak, tiba-tiba melesat ke udara.
Pusaka yang tak lain adalah Keris Sengkelat itu memburu Pusaka Condong Campur. Setelah keduanya bertemu, terjadilah perang tanding adu kesaktian.