Macht Vertoon, Letkol Moch Sroedji Buktikan Tentara Masih Ada

20230802 054432
Letkol Moch Sroedji, menganggap, pasukan Resimen 40 Damarwoelan (nama sebelum Brigade III Damarwoelan) perlu menampakkan diri kepada rakyat, karena setelah lama ditinggal hijrah, Belanda meneba kabar ke rakyat, bahwa tentara sudah tidak ada alias bubar.

Peleburan dan perubahan nama kesatuan pasukan, ini diteruskan pula dengan pengangkatan Letkol Moch. Sroedji sebagai Komandan Brigade III Damarwoelan, pada tanggal 17 Desember 1948.

Organisasi Satuan Tempur yang berada di bawah Brigade III Damarwoelan ketika itu antara lain;

Bacaan Lainnya

• Batalyon 25 dengan Komandan Mayor Syafioedin
• Batalyon 26 dengan Komandan Mayor E.J. Magenda
• Batalyon 27 dengan Komandan Kapten Sudarmin
• Depo Batalyon dengan Komandan Mayor Darsan Iroe
• Ex ALRI Pangkalan X dengan Komandan Kapten Bintoro.

Tanggal 21 Desember 1947, pasukan Brigade III Damarwoelan Divisi I T.N.I. Jawa Timur kembali menyusun kekuataannya untuk balik ke daerah Karesidenan Besuki.

Pergerakan pasukan Brigade III Damarwoelan ini, harus dilakukan sesuai intruksi Markas Besar TNI, yakni menyusup ke garis pertahanan lawan (Wingate Action).

Gerakan Wingate (Wingate Action) oleh pasukan Brigade III Damarwoelan dimulai dari daerah Blitar menuju daerah Lumajang – Klakah – Jember.

Sebagian pasukan di bawah pimpinan Magenda bergerak menuju Bondowoso, sedang pasukan di bawah Kapten Sudarmin dan Kapten Bintoro dari ALRI menuju Banyuwangi.

Gerakan Wingate (Wingate Action) berlangsung selama 51 hari, dengan menempuh perjalanan sejauh kurang lebih 500 km.

Sepanjang perjalanan, Brigade Brigade III Damarwoelan Divisi I T.N.I. Jawa Timur mengalami banyak pertempuran.

Loading

Pos terkait