Sementara dalam Kitab Al-Qur’an, bahwa Menara Babel merupakan hasil karya Kaum ‘Aad.
Kaum ini diduga sebagai masyarakat yang hidup setelah zaman Nabi Nuh AS. Ada banyak surah yang menjelaskan tentang keadaan Kaum ‘Aad ketika itu.
Kaum ‘Aad yang tinggal di Kota Iram dikenal dengan bangunan gedungnya yang tinggi menjulang ke langit.
Ketika itu tidak ada umat di kota lain yang memiliki kemampuan dalam hal membuat gedung seperti yang dilakukan Kaum ‘Aad di Kota Iram.
Sebagaimana tertulis di dalam Surah Al Fajr (ayat 6-8);
6. “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad?”
7. (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan – bangunan yang tinggi,
8. yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,
Pada ayat yang lain disebutkan tentang nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada Kaum ‘Aad melebihi kaum-kaum lainnya.
“Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS Al-A’raf:69).
Juga dijelaskan soal sikap sombong kaum ‘Aad karena memiliki badan yang kekar lagi kuat.
“Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?” Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami”. (QS Al-Fushilat:15).
Akibat dari kecongkaan dan kesombongan yang sudah melampaui kodratnya sebagai makhluk, inilah yang menyebabkan Allah menurunkan azab kepada Kaum ‘Aad.
“Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan, angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk”. (QS. adz-Dzariyat:41-42). (*).