Tahta Majapahit dan Sosok Prajurit yang Hanya Mengenal Satu Loyalitas, yaitu Negara

Screenshot 20230611 163954 Gallery e1686492532142
Gajah Mada selain dikenal sebagai mahapatih terbesar sepanjang sejarah Majapahit, juga merupakan prajurit yang tangguh. Pada masanya seluruh daerah dan pulau di Nusantara berhasil ditaklukkan dan berada di bawah kekuasaan Majapahit.

Setelah mendengar langsung jawaban dari para pejabat tentang Jayanegara, Gajah Mada lalu menjelaskan keadaan yang sebenarnya, bahwa raja berada di Bedander.

Selanjutnya Gajah Mada bermusyawarah dengan para pejabat yang ketika itu ada di istana soal penyelesaian masalah Ra Kuti.

Bacaan Lainnya

Para pejabat ternyata menyetujui rencana yang akan dilakukan Gajah Mada dan pasukannya untuk menumpas habis gerakan makar yang dilakukan Ra Kuti bersama gerombolannya.

Gajah Mada kemudian menjemput Raja Jayanegara dari persembunyiannya di rumah kepala desa Bedander untuk dibawa pulang ke istana Majapahit.

Setelah sukses menumpas pemberontakan Ra Kuti, Gajah Mada tak lagi memimpin pasukan khusus pengawal raja, Bayangkara.

Berita terakhir terkait Gajah Mada setelah peristiwa Ra Kuti, tahun 1319, diceritakah dalam Serat Pararaton. Setelah peristiwa itu Gajah Mada tidak lagi bertugas di istana Majapahit.

Pascapemberontakan Ra Kuti, Gajah Mada diangkat menjadi Patih di Kahuripan dari tahun 1319-1321. Setelah itu menjadi Patih di Daha/Kediri dari tahun 1321-1334.

Sebelum itu, tahun 1329, Arya Tadah, yang sudah merasa tua, meminta Gajah Mada untuk menggantikan dirinya sebagai Patih Amangkubumi Majapahit.

Namun permintaan itu ditolak oleh Gajah Mada. Alasannya, dia baru mau menerima jabatan itu jika sudah menundukkan Keta dan Sadeng.

Benar saja, setelah berhasil menumpas pemberontakan yang terjadi di Sadeng dan Keta pada tahun 1331, tiga tahun kemudian atau tahun 1334, Gajah Mada dilantik menjadi Patih Amangkubumi Majapahit. (*).

Pos terkait