Malang.LONTARNEWS.COM. Drs. H. Surya Dharma Paloh, menerima anugerah gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unversitas Brawijaya (UB). Upacara penganugerahan gelar Doktor HC kepada Surya Paloh, selain diikuti jajaran civitas akademika FISIP UB juga dihadiri sejumlah tokoh nasional, seperti mantan Presiden RI Yusuf Kalla, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri LHK Siti Nurbaya, Rahmat Gobel, dan sejumlah tokoh lainnya,
Gelar Doktor HC diberikan setelah Surya Paloh menyampaikan Orasi Ilmiah Promovendus dengan tema “Upaya Meneguhkan Kembali Politik Kebangsaan”. Surya Paloh dinilai layak dan pantas menerima gelar tersebut setelah melalui proses pertimbangan yang dilakukan pihak FISIP UB.
Ada empat pertimbangan yang menurut Sholih Muadi, Dekan FISIP UB, menjadikan Surya Paloh layak untuk mendapatkan gelar kehormatan Doktor HC. Pertama, Surya Paloh dinilai sebagai tokoh berpengalaman di dunia pers dan media. Ini dibuktikan dengan jasa dan perannya dalam meneguhkan demokratisasi di Indonesia melalui bidang pers dan media.
Apa yang telah dilakukan Surya Paloh setidaknya mampu mendorong diseminasi informasi publik secara inklusif sehingga mempengaruhi hadirnya ruang publik yang lebih egaliter bagi masyarakat. Kedua, sebagai salah satu pimpinan partai politik yang berpengaruh di Indonesia, Surya Paloh dinilai berjasa mendorong iklim politik kebangsaan yang lebih berintegritas.
Salah satu konsep yang diusung Surya Paloh untuk terciptanya iklim politik yang berintegritas, yakni diperkenalkannya gagasan Restorasi Indonesia dan Politik Tanpa Mahar. “Alasan ketiga, Surya Paloh membuktikan dedikasinya pada bidang kemanusiaan dan budaya yang ditunjukkan melalui misi penyelamatan WNI yang disandera kelompok militan di Filipina,” jelas Sholih Muadi, dalam sambutannya pada acara penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Drs H Surya Dharma Paloh, di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya (UB), Malang, Senin (25/07/2022).
Pertimbangan terakhir yang menjadikan sosok Surya Paloh dinilai layak mendapatkan gelar kehormatan tersebut, karena yang bersangkutan telah diakui sebagai Negarawan oleh pemerintah. Baik sebagai tokoh pers maupun seorang yang secara sah telah berjasa di bidang jurnalistik, politik, budaya, dan kemanusiaan.
Ini dibuktikan dengan dua kali diterimakannya tanda kehormatan Bintang Mahaputera oleh Presiden Republik Indonesia kepada Surya Paloh. “Perannya ini bermanfaat bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa dan negara dengan dibuktikan melalui penerimaan dua kali anugerah tanda kehormatan Bintang Mahaputera oleh Presiden Republik Indonesia,” papar Sholih Muadi.
Lain dari itu, Surya Paloh merupakan salah satu tokoh nasional di Indonesia yang sudah beberapa kali menerima gelar kehormatan adat di banyak daerah di Indonesia dan tokoh komunikasi lintas budaya. Bahkan tokoh asal Provinsi Aceh yang juga Ketum Partai NasDem ini juga pernah menerima gelar Honorary Profesorship (Profesor Kehormatan) dari Beijing Foreign Studies University, Beijing, Cina, pada Rabu, 10 September 2014, silam.
Gelar Profesor Kehormatan dari Beijing Foreign Studies University, Beijing, Cina, ini diterima Surya Paloh atas perannya sebagai pemimpin media grup yang dianggap mampu menjembatani kembali hubungan Indonesia dengan Cina secara lebih baik.
Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya yang bertema ‘Meneguhkan Kembali Politik Kebangsaan’, Surya Paloh menyampaikan rasa hormat dan terima kasihnya kepada Universitas Brawijaya atas pemberian gelar kepada dirinya. Di hadapan undangan yang hadir dalam acara Orasi Ilmiah Promovendus, Pemberian Gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) itu, Surya Paloh mengajak semua pihak untuk berorientasi pada terbangunnya kehidupan berbangsa dan bernegara dalam situasi kontestasi politik yang mulai terjadi di berbagai daerah. Ajakan ini disampaikan,
tidak terlepas dari momentum menuju Pemilu 2024 mendatang.
Menurutnya, situasi dan interaksi para elit partai yang terjadi saat ini menunjukkan semakin dinamis dengan berbagai spekulasi politik yang terus bergulir. “Setiap partai politik bersiap diri, mengambil ancang-ancang, memanaskan mesin politik masing-masing, mengukur kekuatan diri dan lawan, sekaligus saling menjajaki dan memetakan kekuatan-kekuatan yang ada,” ungkap Surya Paloh.
Oleh karenanya, dia meminta masyarakat untuk menerapkan kembali politik kebangsaan, yang mengajak semua pihak kepada semangat persatuan dan kesatuan kebangsaan. “Sudah saatnya kita sudahi praktik politik yang begitu sarat dengan muatan kebencian dan daya rusak sosial. Praktik yang telah menjadi racun bagi kehidupan sosial politik anak bangsa saat ini,” katanya.(john)