BISNIS – Jakarta, 25 Mei 2025 – Nvidia kembali menjadi sorotan setelah mengumumkan peluncuran chip AI berbasis arsitektur Blackwell versi terjangkau yang secara khusus ditujukan untuk pasar Tiongkok. Langkah ini diambil sebagai respons atas ketatnya pembatasan ekspor dari pemerintah Amerika Serikat yang membatasi pengiriman chip AI canggih ke China.
Menurut laporan Reuters dan The Verge, chip Blackwell versi murah ini dibanderol antara $6.500 hingga $8.000, jauh lebih rendah dibandingkan model H20 yang sebelumnya juga dipasarkan untuk China. Produksi massal chip ini diperkirakan akan dimulai pada Juni 2024.
Latar Belakang Peluncuran Chip Blackwell Versi Murah
Pembatasan ekspor yang diterapkan AS membuat Nvidia harus putar otak. Pemerintah AS khawatir chip AI canggih dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kemampuan militer China. Akibatnya, Nvidia beberapa kali harus menyesuaikan desain produknya agar tetap bisa masuk pasar China tanpa melanggar aturan.
Kehadiran chip Blackwell versi murah ini menjadi upaya Nvidia untuk mempertahankan pangsa pasar di China, meski harus menghadapi penurunan penjualan akibat regulasi ketat. CFO Nvidia, Colette Kress, mengakui bahwa penjualan data center di China turun drastis sejak pembatasan ekspor diberlakukan.
Nvidia sempat mengalami kerugian hingga $5,5 miliar akibat pembatasan ekspor chip AI ke China. Meski telah mengembangkan chip khusus seperti H20, hambatan regulasi tetap membuat penjualan tidak maksimal. Kini, dengan chip Blackwell versi murah, Nvidia berharap bisa kembali bersaing di pasar China tanpa melanggar aturan ekspor AS.
Menariknya, CEO Nvidia, Jensen Huang, sempat mengakui adanya cacat desain pada arsitektur Blackwell yang menyebabkan produksi chip tersendat. Masalah ini terkait dengan penempatan LSI bridge pada teknologi CoWoS-L milik TSMC. Namun, Huang menegaskan bahwa masalah ini sudah diatasi dan produksi kembali berjalan normal.
Dalam pengembangan chip AI, Nvidia juga mengadopsi teknologi memori terbaru seperti GDDR7 yang menawarkan bandwidth tinggi dan efisiensi daya lebih baik dibandingkan GDDR6. Namun, untuk aplikasi AI kelas berat, High Bandwidth Memory (HBM) tetap menjadi pilihan utama karena arsitektur stack-nya yang mampu memberikan kecepatan transfer data super tinggi.
Peluncuran chip Blackwell versi murah ini merupakan strategi Nvidia untuk tetap eksis di pasar China di tengah tekanan regulasi AS. Meski tantangan masih banyak, inovasi dan adaptasi yang dilakukan Nvidia patut diapresiasi.(UA/Red)
Artikel Bersumber Dari Media Terpercaya PELITAONLINE.CO