Dianggap Tidak Konsisten Dalam Penerapan Larangan Politisasi Sepakbola, FIFA Dinilai Memainkan Standar Ganda

Presiden Federasi Sepakbola Dunia FiFA, Giovanni Vincenzo Infantino.

Banyak yang menyayangkan atas munculnya keputusan FIFA di tengah menggebu-gebunya Indonesia dalam upaya membangkitkan olahraga sepakbola.

Dalam keterangan tertulisnya, FIFA beralasan, pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, didasarkan atas pertimbangan ‘situasi terkini’ di tanah air.

Bacaan Lainnya

Namun tidak jelas, situasi terkini seperti apa yang dimaksud FIFA, atau mungkin karena ramainya penolakan masyarakat atas rencana kehadiran Israel ke Indonesia sebagai peserta Piala Dunia U-20.

Sebagian masyarakat Indonesia menilai, keputusan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, mencerminkan sikap double standard FIFA dalam penerapan aturan.

FIFA juga dianggap tidak konsisten terhadap penerapan larangan politisasi sepakbola.

Contoh kasusnya bisa dilihat dari penjatuhan sanksi pelarangan kepada timnas dan klub Rusia untuk berpartisipasi pada setiap kompetisi di bawah naungan FIFA dan UEFA.

Pemberian sanksi larangan itu sebagai buntut dari serangan Rusia terhadap Ukraina yang berniat menjadi bagian dari Nato, dan mendapat dukungan dari negara-negara Eropa barat.

Sanksi pelarangan dari FIFA dan UEFA ini juga diberlakukan kepada Belarusia yang dianggap mendukung aksi militer Rusia ke Ukraina.

Semua klub dan timnas Belarusia dilarang melakukan pertandingan di kandang sendiri sebagai sanksi atas dukungan mereka terhadap Rusia dalam perang Ukraina.

“Apakah itu bukan pelarangan yang bersifat politik?,” ujar Fadli Zon, dalam akun instagramnya.(*).

Loading

Pos terkait