Pramuka, Butuh Kreasi dan Ide Baru Hadapi Tantangan Zaman

IMG 20190305 WA0083 e1551803088281
Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Abdul Muqit Arief, dalam pembukaan Pitaran Pelatih Pembina Pramuka di Pusdiklatcab Argopuro, Selasa (5/3/2019).
Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Abdul Muqit Arief, dalam pembukaan Pitaran Pelatih Pembina Pramuka di Pusdiklatcab Argopuro, Selasa (5/3/2019).

LONTARNEWS.COM. Jember – Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Abdul Muqit Arief, mengatakan, menjadi suatu keharusan bagi Pramuka dalam menciptakan kreasi dan ide-ide baru, guna menghadapi tantangan Zaman. Karena, tantangan gerakan Pramuka pada sepuluh tahun yang lalu, jauh berbeda dengan tantangan yang ada sekarang.

“Sehingga Pramuka tetap menjadi sesuatu yang menarik,” terang Wabup Muqit Arief, dalam pembukaan Pitaran Pelatih Pembina Pramuka di Pusdiklatcab Argopuro, Selasa (5/3/2019).

Dikatakan wabup, gerakan Pramuka harus bisa menjadi seuatu yang menantang bagi generasi muda yang saat ini mengalami distorsi kehidupan berbangsa dan bernegara. Menantang di sini, dalam artian sesuai dengan zamannya

Pitaran Pelatih Pembina Pramuka ini, menurut wabup, merupakan soko guru yang utama dari gerakan Pramuka, khususnya bagi Pramuka Kabupaten Jember. Para pelatih mempunyai tugas untuk menjadikan Pramuka sebagai gerakan yang menarik dan menantang bagi generasi muda.

Mereka juga mempunyai tugas untuk membentuk generasi muda yang berkarakter. “Para pelatih ini juga yang membentuk pola pikir dan pola laku para generasi muda di Kabupaten Jember dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tutur Wabup Muqit Arief, yang juga Ketua Kwarcab Pramuka Kabupaten Jember itu.

Senentara Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Dedi M Nurahmadi, M. Si, menjelaskan, Pitaran Pelatih Pembina Pramuka diikuti 70 Pembina Pramuka yang telah memiliki lisensi pelatih.

Targetnya, memperoleh Pelatih Pembina Pramuka yang berkualitas dalam pengetahuan dan keterampilan kepramukaan agar dapat menjadi pembimbing atau instruktur di setiap kegiatan kursus.

“Kami ada kekuatiran, kalau kepramukaan mandeg, maka proses pembinaan generasi muda yang melalui wadah kepramukaan tidak berjalan dengan baik, yang akhirnya generasi kita terjerumus pada hal-hal yang tidak baik,” katanya. (*).