Santri Harus Hati-hati, Jangan Sampai Ada Klaster Baru, Karena Bisa Menciderai Nama Agama

IMG 20200724 110508 e1595564936574
Pemberangkatan santri Annuqoyah Madura Wakil Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief, dari Jalan Nusantara, komplek GOR PKPSO Kaliwates, Sabtu (18/07/2020).
Pemberangkatan santri Annuqoyah Madura Wakil Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief, dari Jalan Nusantara, komplek GOR PKPSO Kaliwates, Sabtu (18/07/2020).

Jember.LONTARNEWS.COM. Ada pesan dari Wakil Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief, kepada seluruh santri yang kembali ke pondok masing-masing agar mereka selalu berhati-hati pada masa pendemi Covid-19 saat ini. Pesan yang disampaikan, ponpes adalah lembaga pendidikan agama.

Sebab itu, jika sampai ada klaster baru, hal itu bukan hanya persoalan kesehatan. Tetapi juga bisa menciderai nama agama. “Santri dan pengasuh jangan sampai abai, dan betul-betul serius menghadapi kondisi seperti ini (pandemi Covid-19),” tegas Wabup Muqit Arief, ketika melepas keberangkatan santri Annuqoyah Madura di Jalan Nusantara, komplek GOR PKPSO Kaliwates, Sabtu (18/07/2020).

Pesan wabup ini disampaikan dilatarbelakangi informasi yang diberikan Kementerian Agama Jember terkait adanya enam pondok pesantren di luar Jember yang harus ditutup karena menjadi klaster baru Covid-19. Informasi tersebut harus menjadi perhatian semua pihak. Utamanya santri, jangan sampai ada pesantren mengalami hal yang sama.

Karena itu wabup mengimbau, agar anjuran pemerintah diikuti. “Terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat, cuci tangan, jaga jarak, dan hindari kerumunan,” pesan wabup.

Dikatakan, ponpes adalah lembaga pendidikan agama, karena itu santri harus berhati-hati jangan sampai ada klaster baru. “Karena bisa saja orang berfikir bahwa pesantren tidak memiliki konsep yang jelas tentang kesehatan dan kebersihan. Padahal tidak seperti itu. Hanya implementasi dari ajaran-ajaran agama yang perlu ditingkatkan,” ujar wabup.

Selain itu, santri juga diingatkan agar menanamkan cita-cita, bahwa mencari ilmu hingga jauh jangan hanya untuk kepentingan pribadi. Tetapi, betul-betul niat mencari ilmu pengetahuan yang pada suatu saat nanti diamalkan untuk kepentingan agama, bangsa, dan negara.

Sebagai informasi, sampai pada tanggal 16 Juli 2020, jumlah santri Jember yang telah menjalani rapid test gratis dan mendapatkan fasilitas transpostasi dari Pemerintah Kabupaten Jember sebanyak 35.349 orang yang berasal dari 391 pondok pesantren.

Untuk santri Annuqoyah, Madura, yang pemberangkatannya dari Jalan Nusantara komplek GOR PKPSO Kaliwates, sebelumnya menjalani rapid test di Universitas Islam Jember (UIJ), yang tak jauh dari lokasi pemberangkatan. (*)