Jember.LONTARNEWS.COM. Bupati Jember, Hendy Siswanto, menyatakan, akan mendukung sepenuhnya upaya pengembangan Desa Tegalwangi, Kecamatan Umbulsari, sebagai sentra ikan gurami. Hanya saja untuk tujuan itu, bupati menginginkan ada suatu prasasti untuk menandai, bahwa desa tersebut merupakan tempat budidaya atau penghasil ikan gurami.
Karena dengan cara seperti ini, Tegalwangi akan semakin dikenal sebagai sentra gurami, tidak hanya nasional, bahkan mungkin juga dunia. “Saya punya keinginan membuat suatu prasasti untuk gurami,” ujar Bupati Jember, Hendy Siswanto, dalam acara Pengukuhan Kampung Gurami, di Dusun Jatisongo, Tegalwangi, Kecamatan Umbulsari, Sabtu (18/09/2021).
Bupati menilai layak di desa Tegalwangi berdiri sebuah prasasti untuk menandai, bahwa kawasan tersebut sebagai sentra ikan gurami. Pengembangan dan budidaya ikan gurami yang dijalankan masyakat di desa tersebut terbilang terbesar di Kabupaten Jember.
Masyarakat di desa ini hampir seluruhnya berpengahasilan dari sektor pertanian, termasuk budidaya ikan air tawar. Karena itu, ketika masyarakat di lain daerah mengalami himpitan ekonomi saat terjadi pandemi Covid-19, masyarakat di desa ini bisa dikata tidak terlalu merasakan dampaknya.
Mereka tetap eksis dengan budidaya pertaniannya, baik tanaman holtikultura maupun komoditi pertanian lainnya. “Jika seperti ini, pasti desa ini akan makmur. Ini bisa menjadi contoh bagi desa -desa lainnya di Kabupaten Jember, ilmunya bisa ditularkan,” tandasnya.
Satu lagi yang cukup membuat Bupati Hendy terhadap budidaya ikan yang dikembangkan dan ditekuni masyarakat Desa Tegalwangi, yakni, kolam ikan di desa itu banyak yang tidak dilengkapi pagar pengaman. “Ini yang keren, kolamnya tanpa ada pagar, tanpa ada pengamanan, dijaga sendiri oleh warganya sendiri,” paparnya.
Dalam kaitan budidaya ikan gurami ini, Kepala Desa Tegalwangi, Andi Budi Wibowo, menjelaskan, bahwa pengembangan ikan air tawar di desanya, dilakukan oleh hampir seluruh warganya yang memiliki lahan cukup. Di desa ini terdapat ratusan pembudidaya gurami, mulai dari indukan, petelur, pembesaran hingga pemasaran.
Di desa ini bahkan juga ada wisata kuliner yang sudah berjalan lebih dari 10 tahun. “Kami ingin agar menjadi wisata kuliner yang dikenal lebih luas, sehingga banyak orang yang bisa menikmatinya,” ujarnya.
Ketua Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Mina Tegal Jaya Makmur, Wiyono, menambahkan, luasan lahan kolam untuk budidaya ikan mencapai sekitar 3 hektar dengan 20 bidang. Lahan kolam seluas itu milik anggota pokdakan yang jumlahnya 15 orang.
“Biaya budidaya ikan gurami per hetar menghabiskan sekitar Rp.500jt,” ungkap Wiyono.(dna).