LONTARNEWS.COM. Prasasti Congapan, yang terletak di Dusun Congapan, Desa Karang Bayat, Kecamatan Sumberbaru, Jember, pertama kali ditemukan arkeolog Belanda, W.F. Stutterheim. Prasasti ini erletak di tengah sawah membujur dari arah utara ke selatan.
Bagian atas pada prasasti ini berbentuk dua buah tonjolan dan di ujung selatan terdapat pahatan dua wadah (bak air). Sedang pada bagian timur terdapat lubang pancuran.
Tulisan prasasti terpahat di sisi bagian utara (vertikal) terdiri dari empat buah aksara dan bentuk tulisannya tipe kwadrant masa Kerajaan Kadiri. Tulisan pertama tegak berbunyi : “Sarwa Hana“ (diartikan serba ada, adalah Dewa Sarwa/Siwa). Tulisan kedua mendatar dibaca : “Tlah Sanak Pangilanganku“ (diartikan: habis saudara pangilanganku/kehilanganku).
Arkeolog Universitas Gajah Mada, M. Sukarto K. Atmodjo, mengulas lebih luas tulisan yang ada pada prasasti ini. Tulisan “tlah sanak pangilanganku“ diartikan sebagai sebuah kronogram (sengkalan) dan melambangkan angka tahun tertentu.
Kata “Tlah” (habis) melambangkan angka 0 (kosong), ”Sanak“ (Saudara) angka 1, “Ilang“ (hilang atau moksa) angka 0 dan “Aku“ (saya) angka 1. Sehingga terbaca deretan angka 0101.
Sesuai dengan susunan kronogram, angka itu dibaca dari belakang menjadi 1010 Saka atau 1088 Masehi/Abad 11. (*).