Mengenal Kolintang, Musik Tradisional dari Minahasa yang Diakui Unesco Sebagai WBTb

20241210 192614 scaled
Alat Musik Kolintang asal Minahasa, Sulawesi Utara, yang diakui Unesco sebagai Warisan Budaya Takbenda alias WBTb

LONTARNEWS.COM. Mengenal Kolintang, musik tradisional dari Minahasa yang diakui Unesco sebagai Warisan Budaya Takbenda alias WBTb.

Pengakuan dunia terhadap karya adiluhung bangsa Indonesia terus bertambah. Terakhir, ada sebanyak 16 karya anak bangsa yang sudah diakui Unesco sebagi Warisan Budaya Takbenda (WBTb).

Bacaan Lainnya

Dari jumlah warisan budaya sebanyak itu, yang terbaru diakui Unesco adalah karya budaya dari Minahasa, Sulawesi Utara, yakni Kolintang.

Kolintang yang merupakan alat musik tradisional Indonesia ditetapkan sebagai WBTb pada tanggal 5 Desember 2024 atau setelah Unesco mengakui dan menetapkan Reog Ponorogo dan Kebaya sebagai WBTb.

Kolintang ditetapkan sebagai bagian dari Daftar Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity (Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan) Unesco, dalam sidang ke-19 the Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paraguay, Kamis (5/12/2024).

Pengakuan Unesco terhadap Kolintang sebagai WBTb cukup membuat bangga warga Indonesia. Karena pengakuan Unesco terhadap Kolintang sama artinya dengan menutup peluang bagi negara lain untuk mengklaim karya budaya tersebut sebagai miliknya.

Atas adanya pengakuan dari Unesco terhadap musik Kolintang ini, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang ikut berkontribusi atas pencapaian yang sangat membanggakan itu.

Pengakuan ini, menurut Fadli, mencerminkan adanya nilai lintas budaya yang dimiliki dari alat musik yang dikenal dengan nama Kolintang itu.

Alat musik tradisional asal Minahasa, ini memiliki kemiripan dengan Balafon, alat musik tradisional dari Mali, Burkina Faso, dan Côte d’Ivoire di Afrika Barat.

“Kolintang bukan sekadar alat musik, melainkan simbol harmoni, persatuan, dan kreativitas masyarakat Indonesia. Pengakuan ini adalah bukti komitmen kita bersama dalam melestarikan kekayaan budaya bangsa,” ujar Fadli Zon.

Mengenai Kolintang sendiri, adalah alat musik tradisional dari Minahasa, Sulawesi Utara. Alat musik ini terbuat dari bilah-bilah kayu yang disusun berderet dan dipasang di atas sebuah bak kayu.

Ada beberapa jenis kayu yang bisa digunakan untuk membuat Musik Kolintang. Kayu tersebut merupakan tanaman lokal yang ringan, namun kuat.

Jenis kayu yang bisa digunakan untuk membuat musik Kolintang, seperti kayu telur (Alstonia spp.), kayu wenuang (Octomeles sumatrana Miq.), kayu cempaka (Elmerrillia tsiampacca, syn, magnolia tsiampacca), kayu waru (Hibiscus tiliaceus), dan sejenisnya yang mempunyai konstruksi serat paralel.

Alat musik Kolintang biasanya dimainkan secara ansambel (dimainkan secara bersama-sama). Dalam masyarakat Minahasa, Kolintang digunakan untuk mengiringi upacara adat, tari, menyanyi, dan bermusik.

Saat ini Kolintang tidak hanya dimainkan masyarakat di Minahasa, Sulawesi Utara saja, tapi juga kerap dimainkan untuk suatu kegiatan tertentu di luar Sulawesi.

Loading

Pos terkait