Mulai dari Tukang Becak sampai Awak Bus Dapat Bantuan Terdampak Pandemi Covid-19

IMG 20200627 180244 e1593255725314

Jember.LONTARNEWS.COM. – Dampak pandemi Covid-19, yang mempengaruhi hampir smua sektor, mengharuskan pemerintah memikirkan mereka yang terdampak langsung. Tak terkecuali dengan insan transportasi yang kesehariannya menggantungkan pendapatannya pada sektor jasa angkutan penumpang.

Oleh sebab itu, dalam rangka membantu para insan transportasi yang terdampak pandemi Covid-19, Pemerintah Kabupaten Jember melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jember membagikan bantuan sembako kepada 1.980 insan transportasi di Kabupaten Jember. Mereka yang mendapat bantuan merupakan insan transportasi, mulai dari tukang becak, ojek pangkalan (Opang), ojek online (Ojol), Angdes, angkot, taksi, awak bus, angkutan umum, serta juru parkir.

Bantuan yang diberikan berupa beras 5kg, minyak 2 liter, gula 1 kg, dan uang Rp. 100 ribu.
“Bantuan yang diberikan kepada mereka itu untuk mengurangi beban yang timbul sebagai dampak situasi Covid-19,” kata Gatot Triyono, Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jember, Jumat (26/06/2020).

Dari data yang ada pada Gugus Tugas, jumlah insan transportasi yang menerima bantuan terbagi menjadi, 391 tukang becak, 368 Opang, 184 Ojol. Serta 109 Angdes, 165 Angkot, 31 taksi, 184 awak bus, 287 angkutan umum, dan 261 juru parkir.

Sementara dalam penyaluran bantuan yang dilaksanakan di Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, didampangi perangkat setempat. Lurah Jember Kidul, Yoyok Sulistioso, yang ditemui saat penyaluran, berharap bantuan yang diberikan bisa memberikan manfaat kepada insan transportasi, khususnya di wilayah Jember Kidul.

“Selama masa pandemi, para insan transportasi penghasilannya berkurang, sehingga berdampak pada keluarga. Terima kasih Pemkab Jember yang telah memberikan bantuan,” ungkapnya.

Di lain pihak, sopir ojek pangkalan asal Kelurahan Jember Kidul, Taufiq, bersyukur menerima bantuan dari Bupati Jember, dr. Faida, MMR. “Alhamdulillah bisa menyambung kehidupan,” ucapya.

Taufiq mengaku pendapatannya menurun secara drastis pada masa pandemi corona. “Saya biasanya mangkal di Pasar Tanjung. Kalau normal penumpangnya bisa 50 ke atas, sekarang 25 untung,” ujarnya.

Ungkapa yang sama disampaikan sopir angkutan kota (Lin), Slamet Riyadi. Slamet mengaku, penghasilannya merosot jauh hingga menjadikannya pengangguran setelah terjadinya pandemi Covid-19.

“Kurang lebih sudah dua bulan tidak narik, Linnya dikandangkan. Terima kasih atas bantuan ini. Semoga bermanfaat bagi saya dan keluarga saya,”tambanya.(*).