Rencana Penerbitan Buku Panduan Sholawat Anak Jember, Harus Diikuti Buku yang Sebanding untuk Anak Nonmuslim

IMG 20200629 143609 e1593416158136
Rapat rencana penerbitan buku sholawat sebagai panduan bagi anak muslim di Jember, dipimpin Wakil Bupati Jember, Drs. KH. A Muqit Arief, Kamis (25/06/2020).
Rapat rencana penerbitan buku sholawat sebagai panduan bagi anak muslim di Jember, dipimpin Wakil Bupati Jember, Drs. KH. A Muqit Arief, Kamis (25/06/2020).

Jember.LONTARNEWS.COM. – Rencana akan diterbitkannya buku sholawat sebagai panduan bagi anak muslim di Jember, disertai usulan tambahan dari Wakil Bupati Jember, Drs. KH. A Muqit Arief. Wabup mengusulkan, Dewan Pendidikan yang akan menyusun buku tersebut perlu juga membuat atau menerbitkan buku untuk anak-anak dari agama lain yang sebanding dengan buku panduan sholawat tersebut.

Buku yang sebanding untuk kalangan anak nonmuslim ini perlu dibuat, untuk mendorong Jember menjadi kabupaten religius. Sebab itu, wabup meminta Dewan Pendidikan untuk bertemu dengan tokoh-tokoh agama Hindu, Budha, Katolik, dan Kristen.

“Kira-kira kalau dalam agama mereka apa yang harus menjadi titik tekan. Kalau Islam sholawat, kalau mereka apa,” terang Wakil Bupati Jember, Drs. KH. A Muqit Arief, Kamis (25/06/2020).

Saat ini, Dewan Pendidikan Kabupaten Jember sedang menyelesaikan tugas untuk membuat buku pedoman sholawat anak Jember. “Ini merupakan salah satu agenda Dewan Pendidikan,” ujarnya.

Dalam menyusun buku itu, Dewan Pendidikan juga mengundang beberapa kiai yang berkompeten dalam sholawat serta kelompok jamiiyah sholawat untuk memberikan masukan. “Karena di Jember banyak jamiyah sholawat jadi kita undang untuk memberikan masukan, dan alhamdulillah semua pihak menyambut gembira,” ungkapnya.

Ada beberapa kriteria dalam buku panduan sholawat anak Jember itu. Nantinya sholawat yang digunakan tidak begitu panjang, karena hanya dimasukkan dalam acara doa di sekolah sehingga tidak sampai menganggu kurikulum sekolah dan tidak mengganggu jam belajar.

Sebisa mungkin, kata wabup, sholawat itu sudah familiar di kalangan anak anak. “Ini sebetulnya hanya pintu masuk saja. Tujuan akhirnya adalah bagaimana anak-anak Jember yang muslim ini bisa menjadi anak yang cinta Rasul dan senang membaca sholawat,” paparnya.

Di samping itu, Dewan Pendidikan menginginkan Jember menjadi kabupaten yang religius, terutama untuk generasi muda. Karena menjadi generasi muda yang religius, salah satu tolak ukurnya, kalau dalam Islam adalah cinta kepada rasul dan wujudnya senang bersholawat.

“Saya yakin apabila anak Jember dari tingkatan TK, SD, SMP, RA, MI, MTS semuanya bisa sukses sesuai dengan rencana, senang bersholawat, akan berpengaruh terhadap pendidikan karakter anak-anak di jember,” katanya. (*).