Teringat pada satu waktu
Ku berjalan-jalan di muka rumahmu
Rasa berdebar dalam hatiku
Ingin lekas lalu
Teringat pada satu waktu
Ku berjalan-jalan di muka rumahmu
Rasa berdebar dalam hatiku
Ingin lekas lalu
Suatu hari, di kala kita duduk di tepi pantai. Dan memandang, ombak di lautan yang kian menepi
Aku gagal kali ini
Tanpa tangis dan duka
Hanya titik air mata
Dan senyum kehancuran
Haruskah hidupku terus begini
Dengan derita yang tiada akhir
Kemanakah jalan yang harus kutempuh
Agar kubahagia
Janganlah kau berkata benci
Walau hatimu tak sudi
Biarkanlah anganku ikut bayang-bayangmu
Ke mana saja
And keeping to himself he plays the game
Without her love
It always ends the same
While life goes on around him everywhere
He’s playing solitaire
Di matamu masih tersimpan
Selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan
Terpahat di keningmu
Opo koe ra ngerti larane
Nalika pas aku kelangan koe
Ngancani mongso sepimu
Nuruti opo karepmu
Nyatane atimu
Dudu nggo aku
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jalan cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Di suatu senja di musim yang lalu
Ketika itu hujan rintik
Terpukau aku menatap wajahmu
Di remang cahaya sinar pelangi