Jember.LONTARNEWS.COM. Kabar meninggalnya mantan Gubernur Jawa Timur, Dr Soekarwo, atau yang akrab dipanggil Pak De Karwo, cukup mengagetkan banyak kalangan. Banyak kalangan masyarakat yang percaya atas berita yang beredar di media sosial itu.
Namun juga tidak sedikit yang meragukan kebenaran atas berita tersebut dengan berusaha melakukan konfirmasi kepada pihak yang dianggap tahu keadaan Pak De Karwo. Salah satu pihak yang masih neragukan kebenaran kabar meninggalnya Pak De Karwo adalah, HM Arum Sabil.
Dalam rangka mendapatkan kepastian atas berita tersebut, Arum Sabil, menghubungi isteri Pak De Karwo, Nina Kirana. Dari telepon yang dilakukannya secara langsung, Arum mendapat keterangan, bahwa berita meninggalnya Pak De Karwo yang viral di medsos itu hoax
“Alhamdulillah bapak sehat abah, tidak kurang apapun. Lha ya itu, kok bisa ada kabar seperti itu,” terang Nina Kirana, menjawab pertanyaan H Arum Sabil, seputar beredarnya kabar meninggalnya Pak De Karwo, Jumat (05/03/2021).
Mendengar jawaban Nina Kirana yang menyebutkan kondisi Pak De Karwo dan keluarga sehat wal afiat, Arum mengaku lega. “Alhamdulillah, kondisi Pak De dan Bu De sekeluarga baik-baik aja,” ucap Arum Sabil, membalas jawaban dari isteri Pak De Karwo.
Namun begitu, Arum juga menyayangkan adanya kabar yang mengatakan mantan Gubernur Jatim itu meninggal. Terlebih viralnya berita itu menyedot banyak perhatian orang.
Bahkan menurut Arum, isteri Pak De Karwo mengaku banyak menerima telepon yang menanyakan perihal kabar yang beredar di medsos itu. Arum sendiri juga mengaku kaget dan heran, karena ada beberapa pesan WhatsApp yang ada di ponselnya, menulis seakan-akan berita meninggalnya Pak De Karwo benar-benar terjadi.
“Disinilah pentingnya tabayyun (klarifikasi) terhadap setiap informasi atau kabar yang beredar, baik itu berita negatif maupun positif,” pesannya.
Dikatakan Arum, di era pesatnya teknologi informatika seperti sekarang ini, memang tidak mudah membedakan sebuah informasi. Ada kalanya informasi yang benar dianggap salah.
Sebaliknya, berita bohong (hoax) malah dianggap sebagai kebenaran. “Sekali lagi, disinilah pentingnya tabayyun. Jangan dikonsumsi mentah setiap informasi yang diterima,” tandasnya.
Arum mengajak semua pihak, untuk selalu menyebarkan kabar atau informasi yang menyejukkan. “Lagian untungnya apa nyebar-nyebar berita bohong. Salah-salah malah dapat dosa dari kebohongan yang disebarkan,” imbuhnya. (*).