LONTARNEWS. I. Jember – Pelantikan pengurus Himpunan Pengusaha Milenial Pondok Pesantren Indonesia (HPMPPI) Kabupaten Jember, dinilai sebagai momentum yang sangat baik, karena mendapat perhatian dari banyak pihak. Ini merupakan awal dari kebangkitan pondok pesantren di bidang ekonomi.
“Santri di era e-commerce bisa menghadirkan diri untuk menjadi seorang entrepeneur. Saya pribadi akan sangat berbangga, manakala di Kabupaten Jember ini banyak santri yang bangkit khususnya di bidang kewirausahaan,” ucap Wakil Bupati Jember Drs. KH. Abdul Muqit Arief, dalam acara pelantikan pengurus HPMPPI di Ballroom Bank Jatim Cabang Jember, Jumat (22/3/2019).
Di Kabupaten Jember terdapat lebih dari 500 pesantren dengan jumlah santri mencapai ribuan. Karena itu, keberadaan HPMPPI sangat perlu mendapatkan apresiasi yang mengusung semangat kewirausahaan.
Semangat kewirausahaan merupakan kegiatan yang meneladani Rasulullah, yang bukan hanya sebagai khotib sholat Jumat tetapi juga pengusaha. Semangat kemandirian dan sifat amanah yang dimiliki oleh santri menjadi modal yang sangat berharga untuk mengembangkan diri menjadi seorang pengusaha.
Pelantikan pengurus HPMPPI oleh wakil bupati merupakan perwakilan pesantren dari seluruh Jawa Timur. “Semangat kemandirian dan sifat-sifat amanah yang sudah ditanamkan di pondok pesantren, sudah menjadi modal yang sangat luar biasa,” ujar wabup.
Sehingga tinggal bagaimana kemampuan kewirausahaan yang dimiliki pesantren ini bisa diasah dan terus belajar. Karena itu, orang pesantren harus lebih luas mencari wawasan untuk menghadapi masa depan.
“Utamanya di bidang ekonomi dengan revolusi industry 4.0 yang memiliki tantangan sangat luar biasa,” terang Wabup Muqit Arief yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Silo ini.
Sementara Ketua HPMPPI Abdurrahman Fathoni, menyampaikan, anggota yang dilantik sekitar 100 orang dari berbagai kabupaten di Jawa Timur. Ia berharap ini meluas ke provinsi lain.
“Kami selaku pengasuh pondok pesantren milenial mempunyai semangat entrepenur, semangat usaha yang bisa membawa gairah tersendiri bagi pesntren,” ujarnya.
“Khususnya bagi pesantren yang katanya tradisional tapi nyatanya banyak orang dari pesantren yang sukses,” ungkapnya.(*)