Gelar Syukuran Tandai Penempatan Pasar Tradisional yang Telah Direhab

Tasyakuran Nganyari Pasar Mei 2019 21 e1556982554842
Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR, dalam acara Syukuran Nganyari Pasar, di Aula PB Soedirman, Sabtu (4/5/2019).
Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR, dalam acara Syukuran Nganyari Pasar, di Aula PB Soedirman, Sabtu (4/5/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Menandai tahab penempatan pasar tradisional yang telah direhap, Pemeritah Kabupaten Jember menggelar Syukuran Nganyari Pasar. Acara syukuran yang digelar di Aula PB Soedirman Pemkab Jember ini, mengundang ratusan pedagang pasar tradisional.

Pada acara yang juga dihadir Wakil Bupati Jember Drs. KH Abdul Muqit Arief serta Kepala Cabang BTN Jember, Holi Osri itu, Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR menjelaskan, bahwa program revitalisasi yang dimulai pada tahun 2018, dengan merevitalisasi 12 pasar, menggunakan anggaran sebesar Rp. 90 – 100 miliar.

Sembilan dari 12 pasar tersebut, sudah siap untuk ditempati. Pedagang yang direlokasi di pasar penampungan sementara bisa pindah. Untuk itu, tiga pasar sudah bisa memulai tahap pemindahan dagangan.

“Hari ini kita melakukan selamatan nganyari pasar bersama pedagang supaya pasar yang baru ini akan berkah, pembeli dan pedagang bisa senang,” kata Bupati Faida, dalam acara Syukuran Nganyari Pasar, di Aula PB Soedirman, Sabtu (4/5/2019).

Untuk tahun 2019 ini, pemerintah akan menyelesaikan lagi 15 revitalisasi pasar tradisional lainnya. Khusus Pasar Tanjung, yang menjadi pasar induk, membutuhkan empat tahap renovasi

“Hari ini saya melihat para pedagang kita bergembira. Namun ada juga yang belum bisa pindahan,” jelasnya.

Pedagang yang belum bisa pindah seperti pedagang ayam hidup, yang belum mendapatkan tempat dan akan mengikuti revitalisasi pasar burung.

Bupati menegaskan, pindahan ini bukan sekedar pindahan. Pindahan ini juga menata ulang, dengan mengelompokkan pedagang menurut bahan dagangannya. Ini untuk memudahkan pembeli mencari kebutuhannya.

Pindahan ini juga sekaligus untuk memperbaiki manajemen keuangan pasar. Salah satunya bekerjasama dengan perbankan untuk e-retribusi. “Sekarang retribusi tidak lagi bayar ke orang per orang, tetapi cukup pakai kartu e-retribusi,” bupati.

Dengan e-retribusi, begitu pedagang membayar maka langsung masuk ke kas Pemerintah Kabupaten Jember. “Untuk uji coba dilakukan di tiga pasar tradisional. Setelah uji coba selesai akan dilakukan di semua pasar,” ungkapnya.

Untuk tahun 2019, pemerintah menganggarkan sekitar Rp. 170 milyar untuk revitalisasi pasar tradisional. Revitalisasi ini juga akan membuat pedagang yang ada di pinggiran bisa berjualan di lapak yang terletak di lantai dua.

Sementara lahan yang biasa dibuat lapak bisa menjadi perluasan parkir. Para pedagang yang pindahan ini tidak perlu membayar untuk mendapatkan kios, karena memang tidak diperjualbelikan.

“Cukup membayar retribusi. Apabila tiga bulan berturut-turut tidak ditempati maka ditarik menjadi aset pemerintah,” jelasnya.

Kepala cabang BTN Jember, Holi Osri, mengatakan, sebagai mitra pemerintah dalam mengelola dana retribusi pasar tradisional, BTN menyiapkan mesin retribusi di tiga pasar yang sudah bekerjasama yaitu Pasar Patrang, Umbulsari, dan Mangli. “Kami menyiapkan mesin, termasuk dengan aplikasinya yang sifatnya online dengan sistem pembukuan Pemda,” terangnya.

BTN memberikan kartu kepada pedagang untuk alat membayar retribusi. “Cukup tap pada mesin yang sudah disediakan, selanjutnya akan terpotong saldo yang ada di kartu,” jelasnya. Di Mangli sudah terbagi 91 kartu e-retribusi

“Mereka nanti menabung ke BTN, dan petugas kami setiap hari keliling ke pasar. Kami siap mendukung Pemkab untuk menambah mesin baru ketika Pemkab sudah siap,” Holi. (*)