50 Ribu Rapid Test untuk Santri, Bagi yang Reaktif Dikirim ke Rumah Sakit untuk Menjalani Isolasi

IMG 20200607 115324 e1591505679562
Pelayanan rapid test gratis untuk santri dari Pemkab Jember, di Pondok Pesantren Bustanul Ulum Bulugading, Desa Langkap, Kecamatan Bangsalsari, Sabtu (06/06/2020)
Pelayanan rapid test gratis untuk santri dari Pemkab Jember, di Pondok Pesantren Bustanul Ulum Bulugading, Desa Langkap, Kecamatan Bangsalsari, Sabtu (06/06/2020)

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Pelaksanaan rapid test untuk santri yang akan kembali menuntut ilmu agama dimulai di Pondok Pesantren Bustanul Ulum Bulugading, Desa Langkap, Kecamatan Bangsalsari. Ponpes Bustanul Ulum Bulugading, menjadi pondok pertama yang mendapatkan pelayanan rapid test gratis dari Pemerintah Kabupaten Jember.

“Gugus tugas menyiapkan lima puluh ribu rapid test bagi santri di lebih enam ratus pondok di Jember,” terang Gatot Triyono, Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jember, Sabtu (06/06/2020).

Rapid test ini menurut Gatot, bagian dari upaya untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Pemeriksaan kesehatan kepada santri, bagian dari protokol kesehatan di pesantren untuk menghadapi kembalinya para santri.

Pemeriksaan serupa ke depan akan dilaksanakan untuk santri dari Jember maupun dari luar Jember. Pemkab Jember pun menyiapkan kendaraan untuk mengantar santri sampai di tujuan. Santri tidak boleh menggunakan angkutan umum.

Rapid test juga dilakukan kepada santri dari Jember yang akan kembali ke pondoknya di luar Jember. Rapid test ini dilakukan, agar saat tiba di pondok sudah bisa dipastikan aman dari paparan virus.

Camat Bangsalsari Murtadlo menambahkan, santri Ponoes Bustanul Ulum yang mengikuti rapid test sejumlah 1.200 santri. Pelaksanaan rapid test dilakukan sebelum santri masuk ke kamar masing-masing.

Jika rapid test diperoleh hasil non reaktif, santri bisa langsung masuk ke kamar masing-masing. Sebaliknya, jika reaktif langsung dikirim ke rumah sakit untuk menjalani isolasi.

Rapid test juga dilakukan kepada pengasuh, keluarga pengasuh, serta para guru yang berjumlah 125 orang. Sedang untuk wali santri yang mengantar, tidak boleh masuk di pondok.

Alur penerapan protokol kesehatan saat pemeriksaan kesehatan, yakni saat santri datang, barang-barang dikumpulkan di satu tempat dan disemprot disinfektan. Untuk memastikan dilakukan physical distancing, lanjut Murtadlo, semua kamar santri diperiksa. “Dulunya ditempati 15 santri, kali ini harus diisi 6 santri,” ujarnya.

Sementara Dewan Pengasuh Ponpes Bustanul Ulum, Muhammad Nurul Abror, menyatakan, rapid test ini sangat penting dalam situasi pandemic seperti saat ini. “Sebelum adanya rapid test gratis dari pemkab ini, memang ponpes telah diberlakukan protokol kesehatan,” jelasnya.

Rapid test ini, menurutnya, sangat membantu pihak pondok untuk mencegah penyebaran Covid-19. Ponpes sebelumnya juga telah mengimbau santri untuk mematuhi protokol kesehatan.

Imbauan yang disampaikan itu, seperti cuci tangan, bermasker, dan menerapkan social distancing dan physical distancing. “Ketentuan ini akan terus diterapkan,” tambahnya.(*).