Jember.LONTARNEWS.COM – Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jember, hingga hari Kamis, 18 Juni 2020, pukul 13.00 wib, tercatat, dari 92 orang pasien terkonfirmasi Covid-19, yang sudah sembuh sebanyak 31 orang. Mereka yang pernah menjalani perawatan di rumah sakit karena dinyatakan positif Covid-19 itu sudah tinggal di rumah masing-masing.
Terbaru (Kamis,18/6/200), dari data kesembuhan yang sebelumnya 27 orang, ada tambahan 4 orang. Sehingga jumlah keseluruhan pasien Corona yang sembuh menjadi 31 orang.
Empat orang pasien yang sembuh dari Covid-19, itu berasal dari Desa Subo, Kecamatan Pakusari (kasus 36, P), dari Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari (kasus 37, L), serta warga Desa Kalisat, Kecamatan Kalisat (kasus 47, Po dan dari Kelurahan Tegalbesar, Kecamatan Kaliwates
(kasus 65, L).
Terus meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 ini, menunjukkan trend positif upaya penyembuhan yang dilakukan tenaga medis di Kabupaten Jember. Jika sebelumnya, persentase pasien sembuh masih rendah, maka pada saat ini mengalami lonjakan cukup signifikan.
Berdasarkan data pada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jember, pada 10 Mei, dari 15 kasus konfirmasi positif, hanya satu yang sembuh (6,7 persen). Persentase kesembuhan ini mengalami peningkatan pada hari-hari sesudahnya.
Pada 17 Mei, dari 24 kasus positif, 5 orang dinyatakan sembuh (16,7 persen). Demikian pula pada 28 Mei, dari 33 kasus positif, 6 pasien dinyatakan sembuh (18,2 persen).
Berikutnya, pada 13 Juni, dari 86 kasus positif, 16 orang dinyatakan sembuh (18,6 persen). Dan pada 16 Juni, dari 90 kasus positif, 18 orang sembuh (20 persen). Disusul data terbaru, dari 92 kasus konfirmasi positif, 31 pasien dinyatakan sembuh (33,7 persen).
Terus meningkatnya tingkat kesembuhan pasien Covid-19 ini, menurut Gatot Triyono, juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jember, tidak terlepas dari upaya perawatan dan penanganan yang dilakukan tenaga medis. Pasien mendapat asupan vitamin C dan probiotik yang sudah terstandarisasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
Selain juga, pasien sendiri cukup memiliki motivasi untuk segera sembuh. “Intinya adalah pemberian obat anti virus dan terapi komprehensif. Selai itu, kesadaran pasien untuk menerima kenyataan sebagai penderita juga mempercepat penyembuhan,” ungkap Gatot.(*).