Wabup Jember Minta Mahasiswa Unair Lebih Banyak Mendengar Daripada Berbicara

Mahasiswa Unair bertemu wabup 6 e1572647318213
Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Abdul Muqit Arief menerima perwakilan mahasiswa Unair dan dosen pembimbing PKL, di Ruang Kerjanya, Jumat (1/11/2019).
Mahasiswa Unair bertemu wabup 6
Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Abdul Muqit Arief
menerima perwakilan mahasiswa Unair dan dosen pembimbing PKL, di Ruang Kerjanya, Jumat (1/11/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Abdul Muqit Arief, meminta para mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang akan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rambipuji, untuk lebih dulu memahami masyarakat. Karena apabila mahasiswa merasa lebih pinter, kemudian tiba-tiba membuat program malah akan mendapat kendala komunikasi.

“Tidak sambung dengan masyarakat. Nanti malah tidak produktif kegiatan yang dilaksanakan,” kata Wabup Muqit Arief, ketika menerima perwakilan mahasiswa Unair dan dosen pembimbing PKL, di Ruang Kerjanya, Jumat (1/11/2019).

Karena itu, mahasiswa diharapkan lebih banyak mendengar daripada berbicara. Harus lebih banyak menilai dulu daripada berbicara lebih dulu. “Sebab mereka memiliki cara pandang dan cara berfikir sendiri,” jelas wabup

Praktik Kerja Lapangan (PKL) 25 mahasiswa Universitas Airlangga itu, akan dilaksanakan di Kampung KB yang berada di Desa Rambigundam, Kecamatan Rambipuji. Kepada mahasisw PKL ini, wabup meminta untuk menekankan pentingnya keluarga berencana, dampak negatif nikah muda, dan pentingnya menciptakan keluarga sejahtera.

Dengan melakukan sosialisasi tiga hal tersebut, mahasiswa telah membantu pemerintah dalam mewujudkan program yang terkait dengan keluarga sejahtera.

Dosen pendamping, Dr. Liestianingsih, menyatakan bahwa mahasiswa yang menjalani PKL itu berasal dari Program Studi Komunikasi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. “Adik-adik ini dalam  rangka kegiatan kuliah lapangan untuk melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat,” terangnya.

Dalam kegiatan PKL ini nantinya akan ada sosialisasi tentang gizi. “Jadi sasarannya ibu-ibu, bagaimana memberikan gizi yang baik untuk anaknya,” jelasnya.(*).

Loading