Untuk pertama kalinya domestikasi tanaman tebu dilakukan di Papua Nugini dan pulau-pulau di timur Garis Wallace (Indonesia timur).
Penyebaran tanaman tebu hingga ke Asia Tenggara dan India, diduga setelah dibawa orang Austronesia pada sekira 1200 hingga 1000 SM.
Tanaman tebu yang di India sudah dikenal sejak abad 6 dan 4 SM, oleh orang Persia dan Yunani disebut sebagai “buluh yang menghasilkan madu tanpa lebah”.
Pengenalan tanaman tebu di India, bermula dari Raja Persia, Darius, yang membawanya ke pesisir India pada sekira 510 SM.
Setelah tebu yang dibawa Raja Darius dari Persia itu menyebar, di India Utara mulai ada upaya untuk melakukan budidaya, sekaligus memproduksinya menjadi butiran kristal.
Bukti awal produksi gula di India Utara yang diketahui sebagai yang pertama, ini berasal dari teks Sanskerta dan Pali kuno.
Pengolahan tanaman tebu menjadi kristal yang kemudian dikenal sebagai gula, itu dimulai pada masa Dinasti Gupta, di India Utara.
Setelah itu atau sekira 400-500 SM, orang India mulai menggunakan gula dalam berbagai resep makanan, termasuk puding beras dengan susu, makanan barley manis, dan minuman fermentasi dengan jahe.
Butiran gula kristal yang dari India ini oleh pedagang Muslim dan Arab kemudian diperkenalkan ke wilayah kekuasaan Kekhalifahan Abbasiyah di Mediterania, Mesopotomia, Mesir, Afrika Utara, dan Andalusia (Spanyol). (*).