Orang-orang pilihan Raden Wijaya itu juga pernah turun di medan perang dalam upaya mengembalikan kekuasaan dan kejayaan keluarga Kertanegara.
Mereka yang telah dipilih Raden Wijaya menjadi ‘pengalasan wineh suka’ atau Dharmaputera (pegawai istimewa kesayangan raja), tidak menghendaki Jayanegara menduduki tahta Majapahit.
Asal-usul Jayanegara diduga menjadi alasan ketidaksukaan para Dharmaputra, terhadap sang raja. Meski sudah ditunjuk sebagai putra mahkota, tapi Jayanegara bukanlah anak Raden Wijaya yang dilahirkan perempuan puteri Kertanegara.
Nagarakretagama menyebut isteri Raden Wijaya ada 4 orang, yang kesemuanya merupakab puteri Kertanegara, Raja terakhir Kerajaan Singasari, pendahulu Majapahit.
Keempat puteri Kertanegara tersebut antara kain, Tribhuwaneswari, Narendraduhita, Jayendradewi, dan Gayatri. Dari empat puteri tersebut, Tribhuwaneswari dipilih sebagai permasiuri, karena tertua.
Sementara mengenai 7 orang pilihan yang melakukan pemberontakan karena tidak menghendaki Jayanegara menjadi Raja Majapahit, itu antara lain Rakyan (Ra) Kuti , Ra Semi, Ra Tanca, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra Banyak, dan Ra Pangsa.
Pemberontakan yang dilakukan pada tahun 1319 masehi, selain berusaha mengusir, juga berniat membunuh Jayanegara yang setelah kematian Raden Wijaya pada tahun 1309, menjadi Raja Majapahit.
Dia dipandang tidak selayaknya menduduki tahta Majapahit, sekalipun juga anak Raden Wijaya yang mendirikan Majapahit.
Jayanegara terlahir dari perempuan bernama Dara Petak, isteri Raden Wijaya, satu dari dua puteri Kerajaan Darmasraya yang dibawa pasukan Ekspedisi Pamalayu dari Sumatera.