Gegara Terima Suap Penyewaan Tanah dari Pengusaha, Diponegoro Tampar Patih Danurejo Pakai Selop

Patih Danurejo IV adalah Mas Tumenggung Sumodipuro, Bupati Japan (Mojokerto).

Namun setelah diangkat menjadi Patih Danurejo IV, sepeninggal Sultan HB III, tabiat asli Tumenggung Sumodipuro mulai kelihatan. Tumenggung Sumodipuro berani mengambil kebijakan sendiri tanpa sepengetahuan dan ijin dari Sultan.

Bahkan dari berbagai informasi dan laporan yang diterima pihak kerajaan, Sumodipuro juga diketahui menerima suap dari orang Eropa terkait penyewaan tanah milik kerajaan.

Bacaan Lainnya

Àtas terjadinya peristiwa ini, betapa murkanya Pangeran Diponegoro. Patih Danurejo IV yang berbelit-belit saat ditanya soal penyewaan tanah kerajaan kepada orang Eropa, oleh Pangeran Diponegoro ditampar pakai selop.

Peter Carey dalam buku ‘Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855)’, menyebutkan, bahwa usaha penyewaan tanah kepada bangsa Eropa oleh pejabat kerajaan membawa keuntungan yang menggiurkan.

Sebab itu tak heran kalau pejabat kesultanan kemudian banyak yang korup. Penyewaan tersebut dilakukan dengan praktik suap yang bisa membuat tebal kantong pejabat.

Dalam buku itu juga ditulis, bahwa isu korupsi yang menimpa Patih Danurejo IV, ini juga menjadi salah satu pemicu terjadinya Perang Jawa atau Perang Diponegoro.

Sementara dalam naskah Jawa tradisional, tindak pelanggaran menerima suap yang dilakukan oleh Patih Danurejo IV, ini dikatakan sebagai ‘Angecu Sarwi Lenggah’ (merampok uang rakyat sambil duduk manis di singgasana). (*).

Loading

Pos terkait