Petaka Pinang dan Sirih, Raja Besar Abad XVI di Jawa Tewas Ditikam Bocah 10 Tahun

Sultan Trenggono, raja terbesar Kesultanan Demak yang bertahta dari tahun 1521–1546 ini terbunuh saat melakukan penyerangan ke wilayah Blambangan di Panarukan. Raja Demak ke tiga ini tewas akibat tikaman belati seorang bocah yang baru berumur 10 tahun.

Pelayan yang disuruh itu agaknya tidak memperhatikan apa yang dikatakan Sultan Trenggono, sampai beberapa kali. Bocah 10 tahun tersebut tetap asyik mengikuti pembicaraan seputar strategi perang yang dibahas dalam pertemuan tersebut.

Hingga salah seorang prajurit yang mengikuti rapat memberi tahu anak tersebut, bahwa Sultan Trenggono menyuruhnya untuk mengambil pinang dan daun sirih.

Bacaan Lainnya

Sultan Trenggono agaknya memang sudah terbiasa mengunyah pinang dan sirih (nginang, Jawa). Makanya saat rapat pun Sultan Trenggono minta untuk diambilkan pinang dan sirih.

Selanjutnya, setelah mendengar ucapan prajurit itu, anak tersebut langsung bergegas mengambil pinang dan daun sirih sebagaimana diinginkan Sultan Trenggono

Setelah pinang dan daun sirih disodorkan, tangan Sultan Trenggono tiba-tiba memukul kepala anak itu, seraya mengingatkan agar tidak mengulang kembali kesalahannya.

Tapi apa yang terjadi kemudian? Entah karena kaget atau malu karena dipukul di hadapan banyak orang, tiba-tiba bocah 10 tahun itu mencabut belati (ada yang menyebut golok) yang terselip di pinggangnya dan langsung menancapkan ke dada Sultan Trenggono.

Akibat tusukan belati si bocah tersebut, Sultan Trenggono langsung roboh, terkapar bersimbah darah. Mungkin karena tusukan belati anak itu masuk sangat dalam sampai menembus jantung, hingga menyebabkan Sultan Terbesar Kesultanan Demak itu mati seketika.

Lalu siapa bocah 10 tahun yang begitu berani melakukan tindakan nekad menikam seorang raja besar, Sultan Trenggono, hingga tewas?.

Dari beberapa sumber naskah lokal Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara disebutkan, bocah tersebut merupakan suruhan Supit Urang yang disusupkan ke dalam rombongan pasukan Demak untuk membunuh Sultan Trenggono.

Loading

Pos terkait