Tahta Majapahit dan Sosok Prajurit yang Hanya Mengenal Satu Loyalitas, yaitu Negara

Screenshot 20230611 163954 Gallery e1686492532142
Gajah Mada selain dikenal sebagai mahapatih terbesar sepanjang sejarah Majapahit, juga merupakan prajurit yang tangguh. Pada masanya seluruh daerah dan pulau di Nusantara berhasil ditaklukkan dan berada di bawah kekuasaan Majapahit.

Keempat puteri Kertanegara yang dinikahi Raden Wijaya antara lain, Tribhuwaneswari, Narendraduhita, Jayendradewi, dan Gayatri.

Tribhuwaneswari sebagai saudara tertua dipilih menjadi permaisuri. Sedangkan Paraton menyebut Raden Wijaya hanya mengawini dua orang putri Kertanegara.

Bacaan Lainnya

Penobatan Jayanegara sebagai Raja Majapahit sepeninggal Raden Wijaya tahun 1309 M, memunculkan rasa tidak puas dari kalangan Dharmaputera.

Dharmaputra dalam Tafsir Sejarah Nagara Kretagama, Prof Slamet Mulyono, disebutkan sebagai pejabat tinggi yang memiliki kedudukan khusus di Majapahit.

Sedangkan dalam Serat Pararaton, Dharmaputra yang beranggotakan 7 orang disebut sebagai “pengalasan wineh suka” atau “pegawai istimewa yang disayangi raja”.

Ketujuh orang Dharmaputera yang dimaksud yaitu, Rakrian (Ra) Kuti, Ra Semi, Ra Tanca, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra Banyak, dan Ra Pangsa.

Perlawanan dari kalangan elit Majapahit atas kepemimpinan Jayanegara ini dimotori oleh Ra Semi dan Ra Kuti. Perlawanan atau pemberontakan yang dilakukan Ra Semi diperkirakan terjadi antara tahun 1316 hingga 1318 Masehi, saat Raja Jayanegara menduduki tahta Majapahit pada tahun 1309-1328.

Ada dua versi kaitan dengan pemberontakan yang dilakukan Ra Semi. Versi pertama, Ra Semi yang merasa disingkirkan dari istana karena ditempatkan di Lasem, lalu melakukan perlawanan.

Sakit hati Ra Semi didasari karena penempatan pejabat yang semula menduduki posisi tinggi di kerajaan ke luar istana, sering dianggap sebagai bentuk penyingkiran.

Pararaton mencatat gerakan Ra Semi berhasil digagalkan oleh pasukan Majapahit dengan ditandai terbunuhnya Ra Semi.

Loading

Pos terkait