Taman Gantung Babylon, Bukti Ketulusan Cinta Seorang Kaisar

Selama masa pemerintahannya Kaisar Nebukadnesar II (626-539 SM), membangun tiga istana besar. Masing-masing dari istana itu dihiasi mewah, menggunakan ubin kaca berwarna biru dan kuning. Nebukadnesar juga membangun Taman Gantung, yakni bangunan bertingkat, yang dilengkapi semak tanaman, aneka warna bunga, dan air terjun buatan. Foto bekas istana Kaisar Nebukadnesar

Nebukadnezar II, adalah anak Nabopolassar atau Nabu-apla-usur, sekaligus cucu Raja Hammurabi, Raja Babylonia. Nebukadnezar II yang nama aslinya Nabu-kudurru-usur menikah dengan Amytis – ada yang menyebutnya Amuhia -, putri Astyages, Raja Kerajaan Media, di Persia.

Amytis atau Amuhia adalah seorang puteri kerajaan yang dikenal menyukai keindahan dan kesejukan alam dengan nuansa hijau.

Bacaan Lainnya

Sebab itu, setelah menjadi permaisuri dan tinggal di Babilonia baru, ia menginginkan di sekitar tempat dirinya tinggal, nuansanya dibuat hijau dan sejuk.

Nebukadnesar yang tahu kesukaan dari isteri ketiganya, itu lalu menggagas pembuatan taman yang hijau dan indah di seputar istana kerajaan.

Taman tersebut dibuat untuk menyenangkan sang isteri yang merindukan alam bernuansa hijau dan bergunung-gunung sebagaimana biasa dinikmati di tanah airnya, di Media, Persia.

Karena setelah menjadi isteri Kaisar Nebukadnesar, dan tinggal di Babilonia, Puteri Amytis yang berasal dari Media, Persia, Amytis merindukan tanah airnya yang bernuansa hijau dan bergunung-gunung.

Dalam catatan Berossus dijelaskan bagaimana Nebukadnezar memerintahkan pembangunan Taman Gantung yang hijau dan terletak di tempat yang tinggi.

Taman tersebut dibuat, agar sang permaisuri bisa segera menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, sekaligus sebagai pengobat rindu pada tanah airnya.

Namun sebelum taman hijau nan indah yang digagas Kaisar Nebukadnezar itu dibuat, Puteri Amytis yang merupakan isteri ketiga dan menjadi permaisuri yang paling dikasihi Sang Kaisar, meninggal.

Loading

Pos terkait