Kehilangan Ideologi Sama Artinya Kehilangan Segalanya

IMG 20190323 WA0122 e1553349048545
Bupati Jember, dr. Faida. MMR, dalam acara Sarasehan Pancasila, Ponpes Mahasiswa Se-Jatim dan Bali, di Aula Ponpes Mahasiswa Syafi’ur  Rohman Jl. Brantas XXV no.258, Kecamatan Sumbersari, Sabtu (23/3/2019).
IMG 20190323 WA0122
Bupati Jember, dr. Faida. MMR, dalam acara Sarasehan Pancasila, Ponpes Mahasiswa Se-Jatim dan Bali, di Aula Ponpes Mahasiswa Syafi’ur  Rohman Jl. Brantas XXV no.258, Kecamatan Sumbersari, Sabtu (23/3/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Kalau boleh mengibaratkan, ideologi Pancasila seperti iman seseorang dalam memeluk agama. Jika seseorang kehilangan ideologi, sama artinya kehilangan segalanya.

Demikian Bupati Jember, dr. Faida. MMR, mengibaratkan ideologi Pancasila yang merupakan falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia. “Orang beragama, kehilangan iman berarti kehilangan segala-galanya. Berbangsa dan bernegara, kalau kehilangan ideologi, sejatinya mereka kehilangan segala-galanya. Sarasehan Pancasila ini sesuatu yang sangat penting,” tutur Bupati Faida, dalam acara Sarasehan Pancasila, Ponpes Mahasiswa Se-Jatim dan Bali, di Aula Ponpes Mahasiswa Syafi’ur  Rohman Jl. Brantas XXV no.258, Kecamatan Sumbersari, Sabtu (23/3/2019).

Bupati menyambut baik sarasehan Pancasila, karena penting untuk membangun ideologi berbangsa dan bernegara bagi masyarakat. Sarasehan yang digelar pondok ini juga menunjukkan santri bisa menjadi generasi milenial yang ideal, sebab bisa mengikuti zaman.

Acara sarasehan ini, lanjut bupati, untuk penguatan berbangsa dan bernegara. Mengingat, keberadaan Pancasila bukan diada-adakan, tetapi digali dari bumi dan budaya asli bangsa Indonesia.

“Seharusnya saat kita pelajari, kita sadar bahwa bergotong royong itupun bagian dari Pancasila, bersatu pun adalah bagian dari Pancasila dan beriman juga bagian dari Pancasila,” ungkapnya.

Lain dari itu, bupati berharap, para santri juga menekuni bidang umum. Sehingga, banyak profesi yang dipegang oleh seorang santri. Bahkan santri juga bisa menjadi pemimpin masa depan.

“Lebih baik jika kita punya insinyur (maupun) dokter yang santri. Dekat dengan ilmu agama dan membangun pemimpin kedepan dengan basis agama,” ujar Bupati Faida, yang pada kesempatan itu,juga meresmikan gedung pondok. (*).

Loading