6. Sultanah Syah Alam Barisyah, Ratu Kerajaan Perlak (1196-1225 M).
Sultanah (sebutan sultan untuk perempuan) Syah Alam Barisyah adalah ratu Kerajaan Islam Perlak di Aceh. Ia naik tahta menggantikan ayahnya, Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Jauhan Berdaulat dan memerintah selama 29 tahun, 1196 – 1225.
Aceh merupakan kerajaan Islam tertua dan pertama di Nusantara, dan diperkirakan berdiri pada tahun 840 hingga 1292 M.
Sultanah Syah Alam Barisyah, merupakan pemimpin perempuan Kerajaan Aceh yang memerintah selama hampir tiga dekade, dari tahun 1196 hingga 1225 M.
Dalam menjalankan pemerintahan, Syah Alam Barisyah dibantu oleh adiknya yang bernama Abdul Aziz Syah yang menjabat sebagai perdana menteri.
Di bawah kepemimpinan Syah Alam Barisyah inilah Kerajaan Perlak Aceh menerapkan syariat Islam dalam sistem pemerintahannya.
7. Sultanah Nahrasiyah, Ratu Kerajaan Samudra Pasai (1405-1428 M)
Sultanah Nahrasiyah adalah ratu Kerajaan Samudera Pasai di Aceh yang memerintah dari tahun 1405-1428 . Ratu Nahrasiyah anak Sultan Zainal Abidin Malikudzahir atau Raja Malikussaleh, tercatat sebagai ratu perempuan pertama di Kerajaan Samudra Pasai.
Nahrasiyah dikenal sangat gigih dalam memperjuangkan hak perempuan yang kala itu masih sering disepelekan.
Pemikirannya yang progresif membuka banyak jalur perdagangan Samudra Pasai dengan negara-negara lain.
Sultanah Nahrasiyah dikenal memiliki sifat keibuan dan penuh kasih sayang. Gelar yang diberikan untuknya adalah Malikah Muazzamah yang berarti “Ratu Dipertuankan Agung” dan Ra-Baghsa Khadiyu yang berarti “Penguasa yang Pemurah”.
8. Ratu Kalinyamat (1549-1579 M)
Ratu Kalinyamat atau Retno Ratu Kalinyamat, adalah puteri Raja Demak, Sultan Trenggana. Ia adalah seorang bupati ketika daerah Kalinyamat masih berstatus sebagai vasal Kerajaan Demak.
Tiga tahun sepeninggal Sultan Trenggana yang terbunuh dalam peperangan di Pasuruan tahun 1546, Kabupaten Kalinyamat mengukuhkan diri sebagai negara berdaulat.
Tahun 1549 M Retno Ratu Kalinyamat menjadi raja Kerajaan Kalinyamat, yang wilayahnya ketika itu meliputi Jepara, Pati, Juwana, dan Rembang.
Di kalangan Portugis, Ratu Kalinyamat dikenal sebagai sosok wanita pemberani. Tahun 1551 dan 1574, Kalinyamat melakukan ekspedisi ke Melaka Portugis untuk mengusir Portugal dari Hindia Timur, sekaligus meluaskan kekuasaannya ke luar Jawa, seperti Kalimantan Barat dan Pulau Bawean.