Gerakan massa ini semula dihadang Tentara Republik Indonesia (TRI, sekarang TNI), namun karena jumlahnya tidak terlalu banyak, massa berhasil menyerbu Istana Kesultanan Asahan. Keesokan harinya, semua pria bangsawan Melayu di Sumatra Timur ditangkap dan dibunuh.
Aksi massa menjalar begitu cepat, hanya dalam hitungan beberapa hari, sebanyak 140 orang sudah menjadi korban pembunuhan kaum komunis. Selain sultan, korban lain yang juga dibantai PKI adalah para penghulu, pegawai didikan Belanda, sebagian besar dari kalangan tengku.
Di Tanjung Balai dan Tanjung Pasir, gerakan yang dilancarkan kader-kader muda PKI ini melakukan pembunuhan terhadap hampir semua kelas bangsawan. Sedang gerakan yang terjadi di Simalungun, Barisan Harimau Liar, kelompok kelaskaran, membunuh Raja Pane.