Gerakan ini juga memakan korban di Tanah Karo. Di daerah kesultanan besar, Deli, Serdang, dan Langkat, kelompok Persatuan Perjuangan mendapat perlawanan.
Serdang yang dalam sejarahnya memang anti-Belanda tidak terlalu dibenci masyarakat dan juga terlindung karena ada markas pasukan TRI di Perbaungan. Sedangkan Istana Sultan Deli terlindung karena adanya benteng pertahanan tentara sekutu di Medan. Sementara Istana Langkat tidak terlalu mendapat perhatian untuk diserang karena dianggap terlalu kuat.
Pada tanggal 5 Maret Wakil Gubernur Sumatera Timur, Mr. Amir mengeluarkan pengumuman bahwa gerakan itu suatu “Revolusi Sosial”. Kontribusi yang diberikan aktivis Partai Komunis Indonesia dalam revolusi sosial di Sumatra Timur ini cukup besar, terlebih pada tanggal 6 Maret 1946, Wakil Gubernur Dr. Amir secara resmi mengangkat M. Joenoes Nasoetion, yang juga Ketua PKI Sumatra Timur sebagai Residen Sumatra Timur.