Saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemkab Jember, membentuk sekaligus melaunching program keluarga tangguh bencana (Katana).
Bupati berharap, setelah gelaran apel, semua yang terlibat dalam kegiatan, memiliki sikap lebih tanggap dan sigap jika terjadi bencana.
Sehingga ketika benar-benar terjadi bencana, tidak sampai menimbulkan banyak korban, masyarakat juga terbiasa bergerak ke arah titik evakuasi dengan waktu yang telah ditentukan.
Lain dari itu, bupati menginginkan adanya kegiatan simulasi kebencanaan yang terjadwal, agar masyarakat memahami betul soal kebencanaan, sehingga bisa melindungi diri saat terjadi bencana sesuai dengan arahan petugas.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Jember, Widodo Julianto, menambahkan, Katana merupakan bagian dari program pemerintah dalam upaya penanggulangan bencana.
Oleh karenanya edukasi penanggulangan bencana harus dimulai dari keluarga. “Misalnya, kalau terjadi bencana harus bagaimana, tingkat kesiagaannya seperti apa. Sehingga begitu kita ambil untuk keperluan emergency, mereka sudah ada (peralatan penanggulangan bencana),” ujar Widodo.
Program Katana yang saat ini masih belum memiliki anggota seperti Tagana maupun Destana, nantinya akan dibentuk di daerah-daerah, utamanya yang kerap tertimpa bencana.
“Minimal di daerah yang hampir sepanjang tahun jadi korban bencana seperti banjir dan lainnya,” jelas Widodo, menambahkan. (*)