Jember.LONTARNEWS.COM. Berakhirnya masa pengabdian pada suatu lembaga, baik di pemerintahan maupun swasta, tidak lantas akan mengakhiri segalanya. Apalagi memutus jalinan persaudaraan (silaturahmi), yang telah terbangun dengan baik.
Sebuah jabatan bukanlah merupakan batasan atau penghalang untuk merekatkan tali silahturahmi. “Harus tetap membangun dan menjaga silaturahmi. Dengan diskusi kecil dan diskusi santai ini, justru lebih efektif untuk mencari solusi terbaik guna memajukan Jember seperti sebelum keduanya menjabat,” ujar H Arum Sabil, usai acara silaturahmi bersama sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat di Padepokan HM Arum Sabil, Tanggul, Jember, Minggu (14/02/2021).
Hadir dalam acara itu, antara lain, Bupati Jember, dr Faida, MMR, Wabup Jember, Drs KH A Muqit Arief, Kapolres Jember, AKBP Arif Rachman Arifin, Dandim 0824 Jember Letkol Inf La Ode M Nurdin, Ketua MUI Kabupaten Jember, Prof Halim Subahar dan Rektor IAIN Jember, Prof Babun Suharto, dan beberapa tokoh lainnya. Acara itu sendiri, menurut Arum, merupakan keinginan bersama dari banyak pihak.
“Acara ini sebuah inisiasi bersama untuk meneruskan budaya silahturahmi di ahkir masa jabatan,” ungkap Arum yang tokoh petani tebu itu.
Gelar silaturahmi menjelang akhir jabatan, lanjut Arum, dinilainya sangat perlu. Karena tidak semua orang bisa sama dalam pikiran, sekalipun itu untuk tujuan yang baik.
“Niatnya sama dalam tujuan yang baik, menuju tujuan yang baik, kadang-kadang memiliki pikiran yang berbeda-beda,” terang Arum Sabil.
Arum berharap, kegiatan silaturahmi seperti ini tidak hanya sekali ini saja. Pada kesempatan lain, semisal ada pejabat forkopimda memasuki masa akhir jabatan atau pindah, bisa digelar acara pertemuan silaturahmi.
“Semisal Kapolres Jember pindah, bisa digelar pertemuan seperti ini. Karena ada semacam kepercayaan, Jember bermakna ‘Jembatan menuju Berhasil’. Tradisi yang baik ini semoga bisa diteruskan oleh bupati terpilih,” harapnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember, Prof KH Halim Subahar, yang hadir pada acara itu, menyambut baik harapan yang disampaikan H Arum Sabil. Siapapun yang akanmengakhiri pengabdian, kata Prof Halim, haruslah tetap menjaga silaturahim sebagaimana yang sudah dijalin.
“Saya hanya mencatat, seberapapun kecilnya yang diperbuat Bu Faida dan Kiai Muqit, merupakan sumbangsih yang sangat besar bagi pemberdayaan anak muda lewat beasiswa, karena baru di Jember yang berani membuat kebijakan di bidang pendidikan melaui pemberian beasiswa. Di daerah lain tidak ada,” ungkapnya.
Kendati begitu, Prof Halim juga menyadari, sebagai manusia biasa, dipastikan selama menjalankan tugas sebagai bupati dan wakil bupati Jember, ada kesalahan.
Sementara Bupati Faida dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada H Arum Sabil, yang telah mengundangnya dalam acara silatirahmi, di saat dirinya sudah bukan siapa-siapa. “Terima kasih saudara tua saya, Haji Arum Sabil, yang telah mengundang saya, bukan sebagai bupati, tapi sebagai saudara,” ungkap Bupati Faida
Faida mengatakan, membangun persaudaraan lebih berarti dibanding sinergitas yang lain. “Walaupun langit runtuh persaudaraan adalah segala – galanya,” katanya.
Wabup Jember, Drs KH A Muqit Arief, menambahkan, meski gelar acara yang dihelat terlihat sederhana, tapi memiliki makna besar bagi Jember ke depan. “Alhamdulillah kita bisa bersilaturahmi, semoga kegiatan ini menjadi catatan ibadah,” harap wabup.
Diakui, hal paling indah yang dirasakannya saat menadi wakil bupati, adalah bisa mendapat saudara yang lebih banyak. “Kalau saya tidak diajak beliau (dr Faida,red) menjadi wakil bupati, mungkin saya tidak kenal pak Laode. Tidak kenal saudara-daudara, karena memang buka siapa-siapa, hanya orang kampung, karena memang saya orang kampung,” aku Wabup Muqit Arief. (*).