Fraksi NasDem Desak Pemkab Jember Beri Perhatian Khusus Warga yang Menjalani Isoman

Screenshot 20210726 164015 Gallery e1627292664779
Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Jember, Gembong Konsul Alam (dua dari kanan), bersama Ketua DPD Partai NasDem, H Marsuki AG (tengah) dan sejumlah pengurus DPD Partai NasDem Jember dalam suatu acara.

Jember.LONTARNEWS.COM. Tingginya angka kematian akibat terpapar Covid-19 di Kabupaten Jember, menjadi sorotan Fraksi NasDem di DPRD Jember. Ketua Fraksi NasDem DPRD Jember, Gembong Konsul Alam, meminta Pemkab Jember memberikan perhatian khusus terhadap penangan pasien Covid-19, terutama masyarakat yang melakukan isolasi mandiri (isoman).

Gembong mengaku sangat prihatin atas tingginya tingkat kematian penderita Covid -19 di Jember dan menjadi penyumbang terbesar se Jawa Timur. “Masyarakat yang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah wajib didampingi oleh tenaga kesehatan, agar dapat dilakukan pemantauan,” desak Gembong, anggota DPRD Jember, dari Komisi D.

Bacaan Lainnya

Pemberian perhatian kepada warga yang menjalani isoman oleh Dinas Kesehatan ini termasuk soal ketersediaan obat-obatan. Ini utamanya bagi masyarakat perdesaan yang sulit menjangkau pelayanan kesehatan serta obat-obatan.

“Masyarakat yang terpapar Covid-19 bisa saja mengalami gejala perburukan yang tidak disadari selama menjalani isoman. Saya belum melihat hal itu dilakukan secara masif oleh pemkab dan dinas kesehatan, baik dari pelacakan, vaksinasi, dan pendampingan kepada pasien isoman,” tegas Gembong.

Dikatakan Gembong, isolasi mandiri tanpa adanya pengawasan dari tenaga kesehatan berpotensi memunculkan cluster covid 19 baru, baik cluster keluarga maupun lingkungan. “Saya ambil contoh, dari data Satgas Covid-19 per jumat kemarin (23/07/2021), ada 1185 kasus aktif Covid-19 di Jember. Misal daya tampung kamar rumah sakit hanya mampu merawat 800 orang, maka ada 385 orang sisanya yang terpaksa harus isolasi mandiri di rumah masing-masing,”

Keadaan yang seperti itu lanjut Gembong, sangat berpotensi menularkan ke orang lain. Dan kalau orang tersebut masing-masing menularkan ke dua orang saja, maka akan memunculkan tujuh ratusan (700) orang kasus aktif baru.

“Ini sangat mengkhawatirkan.
Kader-kader kesehatan, pos yandu, RT, RW adalah sumberdaya yang bisa digunakan pemkab membantu hal tersebut. Pemkab harus jemput bola, melakukan testing dan tracing ke rumah-rumah pasien isoman, sekaligus mensosialisasikan panduan yang benar dengan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat,” tegasnya.

Untuk tujuan ini, Gembong akan mendorong anggota Komisi D membahasnya bersama Pemkab Jember. Harapannya, agar Pemkab Jember lebih menyederhanakan prosedur dan persyaratan bagi masyarakat untuk mengakses bantuan obat-obatan.

“Jangan lagi beban diberikan kepada masyarakat. Karena sejatinya anggarannya sudah ada melalui dana revocusing anggaran penanganan covid 19 Kabupaten Jember,” paparnya.

Sedang kepada pihak rumah sakit, utamanya yang milik pemerintah, Fraksi NasDem minta agar tetap menerima pasien, sekalipun ruangannya penuh. “Jangan sampai ada pasien yang ditolak, sekalipun ruangnya sudah penuh atau oksigen habis. Ini kewajiban pemerintah mengupayakan, bagaimana pasien itu bisa terselamatkan,” tandasnya.

Ada beberapa tempat yang bisa digunakan untuk perawatan pasien Covid-19. “Tinggal bagaimana tempat yang sudah direncanakan untuk merawat pasien covid ini segera disiapkan. Seperti hotel Kebon Agung, Rembangan atau JSG,” imbuh Gembong. (jon).

Pos terkait