LONTARNEWS.COM. Di belahan selatan wilayah Kabupaten Jember, ada sebuah sumur yang dikenal dengan nama Sumur Gemuling.
Banyak versi tentang asal usul sumur tua yang kondisinya tidak seperti sumur pada umumnya. Posisi Sumur Gemuling yang berada di kawasan pantai selatan, Desa Sumberrejo, Kecamatan Ambulu, itu tidak berdiri tegak layaknya sumur pada umumnya, tapi miring.
Konon, sumur tua yang dikenal masyarakat dan menjadi gelar tokoh pembela rakyat dalam melawan kolonial Belanda, yang bernama ‘Sogol Pendekar Sumur Gemuling’, itu kisahnya berkait erat dengan keberadaan Kadipaten Puger dan Kadipaten Kutha Blater.
Dua kadipaten yang letaknya tidak terlalu berjauhan ini terlibat dalam suatu perseteruan sengit yang mengakibatkan kehidupan rakyat menjadi tidak tenang.
Rakyat kerap dihadapkan pada kehidupan dan keadaan yang sangat mencekam akibat dari perseteruan dan peperangan yang dilakukan kedua kadipaten itu.
Dikisahkan, dua kadipaten yang bertetangga itu terlibat dalam suatu peperangan akibat ketersinggungan Adipati Puger atas sikap Adipati Kutha Blater yang menolak keinginannya untuk menjadikan Dewi Purbasari sebagai isterinya.
Dewi Purbasari adalah anak kedua Adipati Kutha Blater, adik dari Arya Blater, putera pertama Adipati Kutha Blater.
Adipati Kutha Blater menolak lamaran Adipati Puger, lantaran dianggap sudah tidak layak menjadi suami anaknya, karena sudah terlalu tua, dan lebih pantas menjadi ayah dari Dewi Purbasari.
Lain dari itu, Dewi Purbasari juga sudah dilamar dan akan diambil menantu oleh raja Majapahit.
Adipati Puger yang kasar, dan tidak bijaksana itu marah besar, karena keinginannya untuk memperisteri Dewi Purbasari ditolak oleh Adipati Kutha Blater.