Legenda Bande Alit di Jember! Kisah Seorang Anak yang Menabuh Gong Karena Dilarang Mencari Ayahnya

Screenshot 20230607 194730 Gallery e1686143781582
Bande Alit yang dikenal karena keindahan pantainya, konon menyimpan banyak misteri. Nama Bande Alit sendiri menurut cerita rakyat berasal dari nama alat musik seperti Gong Kecil, yang biasa digunakan untuk memberi aba-aba. Orang Jawa menyebut gong kecil ini dengan nama BÊNDÉ ALIT.

Pasukan Blambangan ketika itu dipimpin oleh Wong Agung Wilis. Sedang pasukan VOC dipimpin oleh Cornelis van Biesheuvel, yang ketika itu sebagai Kepala Residen Blambangan. Van Biesheuvel kemudian diganti Hendrik van Schopoff.

Selengkapnya, kisah ini berawal dari Wong Agung Wilis yang ketika perang berkecamuk, tiba-tiba teringat akan isterinya, Dewi Sukesih.

Bacaan Lainnya

Agung Wilis yang tengah memimpin perang ingin bertemu dengan isterinya yang tengah hamil tua. Ia bermaksud menyuruh istrinya agar mengungsi atau mencari perlindungan ke arah barat.

Setelah benar bertemu dengan Dewi Sukesih, Agung Wilis langsung bilang, agar segera ke luar dari wilayah Blambangan dan mencari tempat pengungsian ke arah barat

Mendengar permintaan suaminya untuk segera mengungsi, Dewi Sukesih, langsung bergegas pergi dari rumahnya agar tidak sampai diketahui dan ditangkap tentara kompeni.

Sukesih lari dengan didampingi oleh seorang abdi setianya bernama Kinasih. Keduanya bergerak agak cepat agar bisa lolos dari kejaran pasukan Belanda.

Pertempuran hebat yang mempertemukan dua kekuatan besar antara Blambangan melawan VOC ini di kemudian hari dikenal dengan sebutan Perang Puputan Bayu (1771-1774)

Selanjutnya, Dewi Sukesih yang dalam kondisi hamil tua bersama abdi setinya, Kinasih, terus berlari menghindar dari kejaran musuh, dengan menyusuri jalur darat melewati hutan belantara Alas Purwo Grajagan

Ia berjalan menuju ke arah barat yang ketika itu masih berupa hutan belantara dan belum pernah terjamah oleh manusia.

Pos terkait