Saat berada di pengasingan, Suwardi memanfaatkan setiap kesempatan yang dimiliki untuk mendalami duni pendidikan dan pengajaran.
Selama di pengasingan ini pula jiwa patriotisme Suwardi Suryaningrat semakin berkembang, dan cita-cita untuk memajukan bangsanya lewat pendidikan juga mulai terasah.
Hingga sampailah pada suatu masa, pemerintah kolonial Hindia Belanda mencabut status pengasingan Suwardi Suryaningrat dicabut.
Status pengasingan Suwardi Suryaningrat dicabut pada bulan September 1918, Doewes Dekker bulan Agustus 1917 dan dr Tjipto Mangoenkoesoemo status pengasingannya dicabut pada bulan Juli 1914.
Sekembalinya ke Indonesia setelah menjalani pengasingan selama 5 tahun di Belanda, Suwardi Suryaningrat langsung menekuni dunia pendidikan.