Gus Firjaun: “NasDem yang Kelihatannya Nasionalis, Ternyata Lebih Religius Dibanding yang Berlabelkan Agama”

20210423 103417 e1619149482439
Wabup Jember, KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman, saat menyampaikan sambutannya pada acara Safari Ramadhan DPW Partai NasDem, Jawa Timur, di Ponpes Astra, Jember, Rabu (21/04/2921).

Jember.LONTARNEWS.COM. Ada kesan khusus yang agaknya dirasakan KH Muhammad Balya (MB) Firjaun Barlaman saat digelar acara Safari Ramadhan oleh DPW Partai NasDem Jawa Timur di kediamannya di komplek Pesantren As Sidiqiyah Putera (Astra), Telengsari, Jember. Gus Firjaun, sapaan karib KH MB Firjaun Barlaman, terkesan dengan sambutan Ketua DPW Partai NasDem Jawa Timur, Sri Sajekti S (Janet), yang menjlentrehkan perihal apa dan bagaimana partai besutan Surya Paloh itu.

Paparan Janet soal tidak mudahnya untuk menjadi NasDem, karena setiap individu dituntut untuk memberikan pengabdiannya, dinilai Gus Firjaun sangat menarik. Terlebih, ketua umum NasDem, Surya Paloh, pada banyak kesempatan, selalu mengatakan, bahwa NasDem didirikan untuk menjadi rumah besar bagi kaum pergerakan dalam menuju perubahan yang lebih baik.

Bacaan Lainnya

“Berjuang melalui jalur politik, merupakan suatu ikhtiar berinvestasi akhirat. Ada kesamaan antara NU dengan NasDem,” ucap Gus Firjaun, dalam sambutannya.

Dalam pandangan Gus Firjaun, NasDem merupakan partai politik yang unik dan memiliki banyak keistimewaan. Seperti soal penampilannya, meski nampak dari luar terlihat sebagai partai nasionalis, namun nuansa keagamaan begitu terasa saat ada di dalam.

“NasDem yang kelihatannya nasionalis, ternyata lebih religius dibanding yang berlabelkan agama,” aku Gus Firjaun, di hadapan peserta Safari Ramadhan, yang juga diikuti Bupati Jember, H Hendy Siswanto, Ketua DPD Partai NasDem Jember, H Marsuki AG dan seluruh jajaran, anggota DPR RI, H Charles Mekiansyah, anggota DPRD Jatim, Deni Prasetya, seluruh anggota Fraksi NasDem DPRD Jember itu.

Pada kesempatan itu Gus Firjaun juga menceritakan perjuangan ayahandanya KH Ahmad Sidiq, yang menjadi pelopor diterimanya Pancasila sebagai azas tunggal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Itu digagas di sini (pesantren Astra), lalu dibawa ke muktamar di Situbondo,” terangnya. (*).

Pos terkait