Karier Gajah Mada dimulai dengan menjadi seorang bekel (kepala pasukan) pengawal raja (bhayangkara) pada masa pemerintahan Sri Jayanegara tahun 1309–1328.
Karier Gajah Mada dimulai dengan menjadi seorang bekel (kepala pasukan) pengawal raja (bhayangkara) pada masa pemerintahan Sri Jayanegara tahun 1309–1328.
Patih Danurejo IV adalah Mas Tumenggung Sumadipura, Bupati Japan (Mojokerto), yang diangkat oleh Sultan Hamengku Buwono III menjadi Patih Danurejo IV atas usulan Pangeran Diponegoro.
Konon, Watu Ulo atau Batu Ular, yang saat ini menjadi obyek wisata pantai di laut selatan, Kecamatan Ambulu, Jember, merupakan bagian dari badan Ular Raksasa yang tertinggal di daratan, karena kepalanya hancur akibat dipanah oleh seorang raja saat hendak menyeberangi laut.
Atas izin Tuhan, Arya Blater, berhasil menggulingkan atau memiringkan posisi sumur tua yang sudah lama tidak dipakai itu, hingga airnya mencapai permukaan.
Sultan Trenggono, merupakan raja terbesar Kesultanan Demak yang bertahta dari tahun 1521–1546. Ia terbunuh saat melakukan penyerangan ke wilayah Kerajaan Blambangan di Panarukan.
Jika sejarah pergerakan kebangsaan ditandai dengan berdirinya Budi Utomo tahun 1908, maka perkembangan partai politik di Indonesia diawali oleh berdirinya Indische Partij, tahun 1912.
Di dalam Serat Pararaton dikisahkan, pemimpin pasukan Tatar bersedia membantu Majapahit karena sebelumnya Arya Wiraraja menawarkan dua puteri Kertanegara yang bernama Tribhuwaneswari dan Gayatri sebagai hadiah.
Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, bantuan beasiswa pertama kali digagas Conrad T. (‘Coen’) van Deventer, seorang lulusan dari Fakultas Hukum Universitas Leiden, dan istrinya, Elisabeth M. (Betsy) Maas.
“Titenono Londo, besuk yen ono tahun siji songo papat loro, onok wong dek cebol kepalang seko lor wetan parane, nganggo bendero umbul umbul klaras, iku Londo kudu mulih seko pulau Nuswantoro Jowo, minongko perwalesane Joko Sambang Pendekar Gunung Gangsir”
Terimalah pusaka ini, hati-hatilah. Ibumu berpesan kepada pakde, kamu tidak boleh pulang ke Gunung Gangsir atau Gunung Penanggungan kalau tidak bersama orang tuamu laki,” ucap Martoyo menyampaikan pesan ibunya, Sutinah, kepada Joko Sambang