Jember.LONTARNEWS.COM. Menyadari begitu pentingnya kondisi lingkungan hidup yang baik untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar (KBM), SMPN 1 Tanggul, terus menggencarkan gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Gerakan PBLHS sebagai tahapan dari Sekolah Adiwiyata ini, dilaksanakan sedemikian rupa hingga lingkungan hidup di komplek sekolah itu terlihat rimbun dengan pepohonan.
Pada setiap sudut halaman dan bagian depan ruang belajar, tumbuh aneka tanaman bunga. Sedang pada bagian belakang halaman sekolah, terhampar lapangan olahraga yang pada tepiannya ditanami pepohonan rindang.
“Salah satu alasan SMPN 1 Tanggul ingin menjadi sekolah Adiwiyata adalah ingin menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah akan pentingnya lingkungan hidup yang sehat,” ujar Hj Dwi Astuti, S.Pd, Ketua Gerakan PBLHS (Tim Adiwiyata) SMPN 1 Tanggul, pada acara Pembinaan Adiwiyata, di SMPN 1 Tanggul, Selasa (22/06/2021).
Sebab itu, Astuti mengaku sangat berharap sekolahnya bisa ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata. Karena dengan begitu, warga SMPN 1 Tanggul di kemudian hari dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup.
Berkaitan dengan gerakan PBLHS ini, Tim Pembina Adiwiyata Kabupaten Jember, H Fauzi, S.Sos, M.Si, menjelaskan, pada dasarnya adiwiyata bukanlah lomba untuk berkompetisi, tapi merupakan bentuk pemberian aspreasi dari pemerintah kepada sekolah atas kepeduliannya terhadap lingkungan hidup. Sebab itu, Fauzi mendorong sekolah yang nantinya ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata, segera melengkapi hal-hal yang dianggap masih kurang
Dorongan ini disampaikan, karena ketika suatu sekolah sudah menyandang predikat adiwiyata, maka tidak ada kesulitan untuk mencapai adiwiyata propinsi, karena acuan yang digunakan sama yaitu peraturan menteri lingkungan hidup.
“Saya berharap, setelah SMPN 1 Tanggul ditetapkan menjadi sekolah adiwiyata, para guru tidak berpuas diri. Nanti pada akhir tahun 2021, SMPN 1 Tanggul harus didaftarkan menjadi sekolah adiwiyata propinsi,” pesan Fauzi
Sementara Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Jember, Ir Eko Heru Sunarso, MM, dalam keterangannya menjelaskan, saat ini gairah lemba sekolah dan madrasah di Jember, menunjukkan trend yang membanggakan. Menurut Heru, hal-hal yang akan didapat dari dilakukannya gerakan PBLHS, diantaranya terjadinya perubahan perilaku insan sekolah yang pada gilirannya berkembang menjadi budaya peduli lingkungan hidup.
“Saat ini sudah ada 11 sekolah dan sejumlah madrasah yang mengajukan usulan untuk ditetapkan menjadi Sekolah dan Madrasah Adiwiyata. Saya pingin 25 persen sekolah yang ada di Jember ini menjadi adiwiyata,” harap Heru Sunarso.
Disampaikan, dengan terbentuknya perilaku insan sekolah terhadap lingkungan hidup, dengan sendirinya akan diikuti oleh semakin baiknya kualitas lingkungan sekolah itu sendiri. Apabila kualitas lingkungan sekolah sudah semakin baik, maka seluruh insan sekolah, mulai dari murid sampai guru, bahkan komite sekolah, dipastikan akan merasa betah.
“Sekolah yang rimbun dengan tanaman, akan memudahkan penghuni sekolah untuk mendapatkan oksigen yang baik,” imbuh Heru Sunarso, mengakhiri. (dna).