Jember.LONTARNEWS.COM. Banjir bandang yang melanda kawasan Kecamatan Panti, masih menyisakan masalah. Selain sejumlah akses jalan (jembatan penghubung) yang rusak, bahkan hilang akibat terbawa arus, jaringan listrik
di daerah bekas terjadinya banjir, saat ini terputus.
Butuh kesegeraan pemerintah untuk turun lokasi guba mengatasi masalah yang tengah dihadapi masyarakat itu. “Pemerintah Kabupaten Jember, dalam hal ini BPBD, dinas sosial, termasuk PLN segera turun ke sini (lokasi banjir), karena daerah ini tidak ada jaringan listrik,” seru David Handoko Seto, anggota DPRD Jember, Minggu (24/01/2022).
Di daerah yang pada kamis malam, 20/01/2022, dilanda banjir bandang itu, saat ini tidak ada penerangan umum. Bahkan jembatan yang menjadi akses utama untuk menjalankan aktifitas keseharian masyarakat, hilang terbawa banjir.
“Di belakang saya (sungai Badean) ini adalah bekas jembatan yang merupakan akses Kampung Sodung menuju Kemiri atau ke kebun Gunung Pasang. Dimana karyawan setiap hari melewati jembatan ini, yang sekarang sudah tidak ada,” paparnya.
Sementara itu, banjir yang terjadi di Kecamatan Panti tahun ini mengingatkan peristiwa yang sama di awal tahun 2006 silam. Akibat dari rusaknya alam, menyusul pengalihan fungsi hutan menjadi kebun kopi, mengakibatkan hilangnya daerah resapan air hujan.
Tanaman hutan denga akar yang menghujam jauh ke perut bumi dan berfungsi sebagai penahan tebing, kini sudah berganti tanaman kopi dengan akar yang hanya beberapa senti. Lereng Gunung Argopuro kini tidak lagi memiliki tanaman keras yang akarnya mampu menjadi penahan tebing.
Banjir yang terjadi pada 2006 silam, nyaris tidak berbeda jauh dengan tahun ini. Karena begitu daerasnya arus yang ditimbulkan, sampai-sampai jalur sungai tidak lagi mengalir di tempatnya, tapi membuat jalur baru.
“Di belakang saya ini adalah areal persawahan awalnya, sekarang sungainya sudah berpindah, karena kemarin debit airnya memang luar biasa,” imbuh David, politisi Partai NasDem. (jon).