Berbagi Pengalaman Cegah Penyebaran Covid-19, Bupati Jember Sarankan Pusat Dirikan Spot Pemantauan

Bupati Narasumber Web Share UCLG ASPAC 7 2 e1587226524892
Bupati Jember, dr. Faida. MMR, saat menjadi narasumber berbagi pengalaman pada kegiatan Web Share UCLG ASPAC melalui konferensi video di Pendopo Wahya Wibawagraha, Jumat (17/04/2020).
Bupati Narasumber Web Share UCLG ASPAC 7 2 e1587226524892
Bupati Jember, dr. Faida. MMR, saat menjadi narasumber berbagi pengalaman pada kegiatan Web Share UCLG ASPAC melalui konferensi video di Pendopo Wahya Wibawagraha, Jumat (17/04/2020).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Bupati Jember, dr. Faida. MMR, berharap, di pusat ada spot pemantauan bersama untuk mengurangi transmisi risiko di perbatasan. Harapan ini disampaikan sebagaimana dilakukan di Kabupaten Jember yang menyiapkan posko penapisan di lima pintu masuk kabupaten.

“Yang bisa dilakukan bersama antara lain, pertukaran ASN sesuai domisili untuk dijadikan petugas titipan di wilayah sendiri, contohnya tenaga kesehatan, untuk mengurangi transmisi,” ungkap Bupati Faida, saat menjadi narasumber berbagi pengalaman pada kegiatan Web Share UCLG ASPAC (United Cities and Local Governments Asia Pacific melalui konferensi video di Pendopo Wahya Wibawagraha, Jumat (17/04/2020).

Melalui konferensi video itu, bupati membahas peran pemerintah daerah dalam menyediakan data-data pendukung untuk menunjang strategi nasional dalam penanganan dampak wabah Covid-19. Disampaikan bupati, pelaksanaan penanganan covid-19 di Kabupaten Jember. Salah satunya dilakukan dengan menyiapkan Jember Sport Garden (JSG) sebagai tempat isolasi.

“Dengan jumlah yang banyak dan karakteristik yang berbeda, mereka yang tidak bisa isolasi mandiri maka akan difasilitasi oleh pemerintah di JSG,” terang bupati.

Langkah antisipatif pencegahan penyebaran Covid-19 ini, dikatakannya, begitu memasuki perbatasan Jember warga pendatang diberi pilihan. Apabila datang dari zona merah masuk Jember, ada dua pilihan, isolasi 14 hari di JSG atau putar balik.

Isolasi difasilitas pemerintah ini untuk menjaga keluarga dan dirinya. Tapi ini suatu pilihan. “Selamat dulu, aman, baru lancar, baru nyaman,” tutur bupati.

Sedang untuk di pondok pesantren sendiri, pemerintah sudah memiliki datanya. Maka di awal-awal santri harus tetap di dalam pondok untuk lebih aman.

Demikian pula untuk kegiatan di pasar, oemerintah mengambil pola penjualan dengan nemberlakukan beberapa bahan pokok makanan dijual secara daring. Pun demikian dengan pedagang yang berjualan di tempat, diberi batasan waktu, khususnya untuk pasar induk.

Bupati berpendapat, hal yang perlu disinkronkan dengan pusat dan daerah adalah data warga yang sudah menerima bantuan dari pusat. “Sehingga, masyarakat yang belum terkaver pusat akan dikaver oleh daerah,” jelasnya.

Sekjen UCLG ASPAC, Dr. Bernadia Irawati Tjandradewi, menyampaikan terima kasih kepada kepala daerah yang sudah menyampaikan saran dan berbagi cerita di daerah. “Terima kasih ibu Faida, sangat bagus dan bermanfaat, inovasi yang sudah dilakukan dan inventaris sistem seperti pasar sangat menarik, masukannya sudah kami catat,” kata Bernadia.(*)

Loading