LONTARNEWS.COM. I. Jember – Guna meramaikan ragam motif batik di Kabupaten Jember, Bupati dr. Faida. MMR, mendorong setiap kecamatan untuk membuat ikon batik sendiri. “Seperti yang telah dicita-citakan bersama, yaitu bagaimana di setiap kecamatan memiliki ikon batik,” tutur Bupati Faida, ketika memberikan pengarahan kepada Ketua PKK kecamatan dan pengrajin batik Kabupaten Jember, di Pendopo Wahya Wibawagraha, Kamis (07/11/2019).
Pengarahan yang disampaikan bupati ini, tentang perencanaan dan teknis untuk batik ikonik di setiap kecamatan di Kabupaten Jember yang diperuntukkan bag seragam kader posyandu. “Sing penting batik Jember,” tegas Bupati Jember, dr. Faida, MMR,
Dijelaskan bupati, bahwa ikonik batik ini sebagai ikon masing-masing kecamatan sebagai bentuk marketing dari wilayah masing-masing. “Seperti egrang, sudah kelihatan batik dari Ledokombo,” katanya.
Bupati juga menyampaikan, PKK kecamatan punya peran menyambungkan dunia batik dan dunia marketing di tingkat kecamatan. “Untuk itu tim PKK turut hadir,” jelasnya.
Dengan ikon tiap kecamatan maka Jember mempunyai kesempatan memiliki 31 desain. Ikon batik itu tidak harus resmi sebagai desain kecamatan.
“Kita punya pekerjaan rumah mengerjakan seragamnya kader posyandu dari anggaran Pemerintah Kabupaten Jember,” ungkapnya.
Dalam garapan ini, lanjut Bupati, dapat melibatkan banyak pihak dari pengrajin batik, penjahit. Bahkan siswa pengrajin batik juga terlibat.
Seragam posyandu ini berwarna dasar merah muda dengan kombinasi batik, desain telah ditentukan, dengan motif berbeda atau sesuai dengan ikonik setiap kecamatan. “Jangan sampai ada batik yang tidak terpakai di Jember, 31 motifnya enggak kembar tapi warnanya seragam merah muda semua,” tandasnya.
Program seragam kader posyandu ini untuk sekabupaten. Dan, demi menyukseskan program ini, bupati meminta para pengrajin melatih batik warga di lingkungannya.
“Ini merupakan uji coba pertama, bagaimana bergerak bersama masyarakat menyelesaikan tantangan. Kader kita akan bangga kalau pakai batik sendiri,” tutur bupati.
Target dalam rapat ini adalah memilih desain, dengan catatan pengrajin bisa hidup, batiknya jadi waktunya tidak melampaui akhir tahun. “Pastikan batik kita berjaya di tempatnya sendiri,” tutup bupati.(*)