Jember.LONTARNEWS.COM. Meski pemilihan presiden dan wakil presiden boleh dibilang masih lebih dari 1 tahun lagi, namun hiruk pikuk politik di tanah air, sejak beberapa bulan belakangan semakin riuh saja. Berbagai survei digelar banyak lembaga guna mengetahui tingkat keterterimaan tokoh di mata publik.
Obrolan politik seputar pemilihan presiden dan wakil presiden, kini menjadi menu sehari-hari kehidupan masyarakat. Setiap hari masyarakat disuguhi beragam sajian berita politik seputar capres dan cawapres.
Beberapa nama tokoh yang banyak mewarnai pemberitaan seputar calon presiden dan wakil presiden, seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Agus Harimurti Yudhoyono, Achmad Heriawan, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa dan sejumlah toko lainnya. Dari sekian nama tokoh yang meramaikan dunia capres cawapres ini, Moch Eksan, Wakil Ketua DPW NasDem Jawa Timur, menyebut Anies Rosyid Baswedan sebagai sosok yang sejak muda sudah memperlihatkan bakatnya sebagai calon pemimpin.
“Anies sejak muda sudah diseret oleh sejarah untuk menjadi leaders. Di usia mudanya, saat masih siswa hingga menjadi mahasiswa sudah memperlihatkan talentanya sebagai calon pemimpin. Beliau bahkan pernah menjadi ketua OSIS se Indonesia,” ungkap Ekhsan, dalam sebuah acara Sosialisasi Wawasan Kebangsaan, anggota DPRD Jatim, Denny Prasetya, di Kecamatan Umbulsari, Jember, Minggu (20/11/2022).
Teori yang memungkinkan untuk menyebut Anies dalam hal bakat kepemimpinan ini, menurut Eksan, adalah teori ekologi. Artinya, calon atau seorang pemimpin yang baik terlahir karena adanya bakat, sebagian karena genetik, tempaan, pengalaman yang dijalani karena lingkungan.
Disampaikan, Anies sudah tertempa dalam banyak pengalaman. Pada saat pemilihan Gubernur DKI tahun 2017 dan juga menghadapi pemilihan presiden sekarang, tantangan yang dihadapi Anies begitu berat dengan badai yang luar biasa.
“Itu menunjukkan, bahwa kelas kepemimpinan Anies memang nasional. Menonjol sekali watak kepemimpinan beliau. Salah satunya adalah keinginan untuk memberikan pelayanan, memberi kesempatan kepada seluruh warga untuk tidak membedakan satu sama lain, berkecenderungan untuk mewujudkan keadilan sosial,” jelasnya.
Sikap dan perilaku yang seperti ini tumbuh karena tempaan pribadi yang luar biasa sejak dari kecil. Menurutnya, sejarah punya cara sendiri untuk melahirkan pemimpin.
“Pengalaman yang seperti ini bisa dilihat dari perjalanan Anies Baswedan sejak masih sekolah hingga saat ini,” ungkapnya.
Dikatakan, bahwa setiap perubahan punya cara sendiri melahirkan pemimpinnya masing-masing. “Revolusi Kemerdekaan melahirkan Soekarno yang sangat ideolog, orator sekaligus aktifis pergerakan yang sangat luar biasa dalam membangun kesadaran kehidupan berbangsa bernegara. Revolusi 65, melahirkan Suharto, reformasi melahirkan BJ Habibie, Gus Dur dan seterusnya. Sekarang saya kira momentum revolusi (restorasi) akan melahirkan pemimpin baru,” imbuhnya.(john).