Workshop DPRD Jatim! Deni Prasetya: “Bhinneka Tunggal Ika Sudah Final, Tinggal Bagaimana Merawatnya”

Screenshot 20231009 201620 Gallery e1696861349952
H Deni Prasetya, SE, anggota DPRD Jatim dari Partai NasDem, dalam acara workshop dengan tema "Sikap dan Pandangan Masyarakat di Indonesia Terhadap Toleransi, Kebhinnekaan, dan Kebebasan Beragama" di Kecamatan Wuluhan (07/10/2024).

LONTARNEWS.COM. Sikap toleransi, saling menghormati atas keberagaman perbedaan yang menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia, harus dirawat dan dilestarikan.

Karena jika tidak, maka bukan tidak mungkin warisan luhur kepribadian bangsa yang sudah ada sejak jaman dulu itu, suatu saat bisa luntur dan menghilang.

Bacaan Lainnya

Sebab itu perlu adanya upaya dari setiap pribadi anak bangsa untuk merawat dan mempertahankannya, agar sikap hormat menghormati atau toleransi yang sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat bisa tetap hidup dan terpelihara.

Demikian pesan H Deni Prasetya, SE, anggota DPRD Jawa Timur, dalam acara workshop yang digelar sehari penuh secara bergantian di tiga kecamatan di Kabupaten Jember.

“Perlu disadari, bahwa setiap diri anak bangsa terlahir dengan fitrahnya sendiri dan siapapun tidak boleh mengusiknya,” ujar H Deni Prasetya, SE, anggota DPRD Jatim dari Partai NasDem, dalam acara workshop dengan “Sikap dan Pandangan Masyarakat di Indonesia Terhadap Toleransi, Kebhinnekaan, dan Kebebasan Beragama” di Kecamatan Wuluhan (07/10/2024).

Kebhinnekaan itu sendiri, lanjut Deni, pada dasarnya bukan hal yang baru bagi bangsa Indonesia, karena sejak bangsa ini ada, perbedaan dalam suatu komunitas atau pribadi warga sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Hal itu bisa dibuktikan dari digunakan kalimat Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi rakyat Indonesia.

Kalimat Bhinneka Tunggal Ika yang tertulis pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila, itu membuktikan, bahwa jauh sebelum Indonesia terbentuk sebagai sebuah negara kebangsaan, masyarakat di kawasan yang dikenal dengan nama Nusantara, itu sudah terbiasa dengan perbedaan.

Loading

Pos terkait